
Paguyuban Punakawan ini berisi tokoh-tokoh nasional dari latar belakang cendekiawan, ahli ekonomi, hukum, sosial dan budaya.
Mereka di antaranya Mahfud MD, Emil Salim, Sarlito Wirawan, Jaya Suprana, Adhyaksa Dault, J Kristiadi dan Prof Sri Edi Swasono.
Pertemuan ini dipimpin Setya Novanto Ketua DPR RI yang didampingi Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI.
Setya Novanto mengatakan, sebagai rumah rakyat, DPR sangat ingin sekali menerima masukan-masukan dari para paguyuban punakawan, terutama mencari solusi permasalahan bangsa agar tidak gaduh.
Ekonomi Indonesia yang terpuruk sekarang ini, kata Setya, jangan sampai ditambah dengan kegaduhan-kegaduhan yang justru membuat bangsa semakin terpuruk.
“DPR sekarang ini sedang mendukung pemerintah. Kalau DPR sampai ribut terus dengan pemerintah, perekonomian kita akhirnya akan bertambah anjlok. Sehingga kita berusaha semaksimal mungkin. Ada beberapa kekurangan pemerintahpun, kita berusaha mencari jalan keluar terlebih dahulu, supaya suasana gaduh ini tidak terjadi,” ujar Setya di gedung Nusantara III kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Dalam kesempatan itu, Setya Novanto juga mengungkapkan pentingnya sebuah parlemen modern ke depan nanti.
Dia juga menjelaskan, kalau kegiatan di DPR, tidak semuanya menggunakan APBN, justru sekarang ini lebih diutamakan setiap kegiatan menggunakan dana patungan antar anggota maupun pimpinan DPR.
Selama ini, anggapan masyarakat kalau segala kegiatan di DPR itu menggunakan APBN, padahal, itu tidak benar.
Setya mencontohkan kegiatan pesta rakyat pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 70 kemerdekaan RI, 16 Agustus lalu, semuanya menggunakan dana patungan anggota DPR. Bahkan menu makan siang dengan paguyuban punakawan ini, tidak memakai dana APBN.(faz/ipg)