
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengaku belum melakukan komunikasi dengan Penjabat (Pj) Wali Kota yang akan menggantikan dia memimpin Kota Surabaya pada 30 September mendatang.
Risma bahkan mengaku tidak kenal dengan Nurwiyatno yang ditunjuk oleh Soekarwo Gubernur Jawa Timur untuk mengisi kekosongan kepemimpinan sampai Pilwali 2015 usai.
“Aku belum kenal sama Pak Nur. Saya belum komunikasi saya tidak kenal. Saya tidak tahu harus apa. Siapapun yang jadi Pj, saya tidak masalah. Tapi saya memang belum kenal. Yang mana pak Nur?” ujar Risma usai menghadiri pengukuhan Doktor Honoris causa Soekarwo di Unair Surabaya, Sabtu (22/82015)
Ketika didesak oleh awak media, apakah ada pesan khusus untuk Pj nantinya dalam meneruskan pembangunan Kota Surabaya, Risma tegas mengatakan tidak ada pesan khusus.
“Tidak ada pesan. Emang saya jadi apa,” katanya.
Sementara itu, di masa kepemimpinanya yang tinggal satu bulan karena habis pada tanggal 30 September, Risma mengaku tidak bisa lagi mengambil kebijakan strategis. Seperti, mengangkat pejabat setingkat Kepala Dinas atau mengganti pimpinan BUMD.
“Kita sudah konsultasi ke Depdagri. Kita mau adakan lelang jabatan tapi tidak boleh lagi. Saya juga tidak mau nanti ada anggapan macam-macam, “katanya.
Di sisa waktu satu bulan ini, kata Risma, hanya akan sibuk menyelesaikan yang belum kelar, seperti administrasi pertanahan, administrasi untuk pengelolaan TPA dan akses jalan.
“Saya tidak boleh mengambil kebijakan. Saya selesaikan yang sudah proses ini,” katanya.
Sementara itu, menatap ke Pilwali Desember mendatang, Risma mengaku tak ambil pusing.
Sebagai calon Petahana berpasangan denga Wisnu Sakti Buana, Risma tidak terbebani apakah nantinya kalah atau menang.
“Saya tidak beban, apakah jadi, atau tidak jadi, “kata Risma. (din/iss/ipg)