
Bambang Soesatyo Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar meluncurkan bukunya yang ke-13 yaitu “Ngeri-Ngeri Sedap”.
Mengambil judul “Ngeri-Ngeri Sedap” (NNS) karena terinspirasi dari kata-kata yang sering dilontarkan almarhum Sutan Bhatoegana politisi partai Demokrat. Selain itu, kata Bambang, buku NNS ini juga menyoroti permasalahan bangsa yang terus merebak mulai dari SARA, Politik, Hukum sampai Ekonomi
“Ya ini selain mengenang bang Sutan Bathoegana, NNS juga cocok dengan kondisi bangsa yang dihadapi sekarang. Ada ngeri-ngerinya, ada sedap-sedapnya. Ngeri-ngerinya, kita lihat masalah SARA yang selama ini tenang, tiba-tiba mencuat gara-gara Pilkada. Kemudian ekonomi kita belum menjanjikan atau dalam kondisi ngeri-ngeri. Pinjaman bank makin membengkak. Institusi hukum adanya KPK 15 tahun, 20 tahun reformasi tidak bisa menekan juga perilaku koruptif di bangsa kita, malahan makin meluas. Nah, ini bentuk-bentuk makin memprihatinkan. Tidak ada lagi lembaga yang bebas dari tudingan korupsi,” ujar Bambang dalam peluncuran buku NNS di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2017).
Menurut Bambang, hanya institusi KPK yang belum terlibat korupsi. Tetapi belakangan Pansus hak angket KPK DPR RI menduga ada penyimpangan-penyimpangan di lembaga anti rasuah itu.
Sementara untuk “sedap” nya, kata dia, Joko Widodo Presiden mempunyai itikad luar biasa membangun ekonomi, diantaranya melalui pembangunan infrastruktur.
“Nah sedapnya adalah bahwa presiden punya itikad luar biasa membangun ekonomi berupa infrastruktur jalan-jalan dan lainnya, sehingga kita masih mempunyai dua tahun untuk memperbaiki bangsa ini,” kata Bambang.
Dia menegaskan, selama KPK, DPR, Kejaksaan Agung dan Polri tidak membuat kegaduhan, maka ekonomi akan mengalami kemajuan.
“Saya yakin kalau Kuningan (istilah KPK), Senayan (DPR), Blok M (Kejaksaan Agung) dan Trunojoyo (Mabes Polri) tidak bikin keributan, ekonomi bakal maju. Tidak bikin kegaduhan, ekonomi akan maju,” jelasnya.
Dari tulisan di bukunya, Bambang berharap kalau masing-masing keempat institusi tersebut bisa menahan diri maupun bersatu, sehingga bangsa Indonesia akan mengalami perbaikan.
“Masing-masing menahan diri, dan bersatu. Waktu kita tidak banyak, tinggal dua tahun lagi. Fokus kita adalah ketertiban hukum, pelaksanaan hukum pada rel nya dan ekonomi. Kalau dua ini dapat dilaksanakan saya kira bangsa ini akan mengalami perbaikan meskipun sedikit,” pungkas Bambang.
Sekadar diketahui, dalam peluncuran buku NNS karya Bambang Soesatyo ini, hadir juga diantaranya Yasona Hamonangan Laoly Menteri Hukum dan HAM, M Prasetyo Jaksa Agung, dan Jendral Tito Karnavian Kapolri.(faz)