Sabtu, 27 April 2024

Pangdam Jaya Ingatkan Pengunjuk Rasa Tidak Mendekati Gedung DPR/MPR

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Mayjen TNI Eko Margiyono Pangdam Jaya dalam konferensi pers usai rapat koordinasi dengan pimpinan DPR di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Mayjen TNI Eko Margiyono Panglima Kodam (Pangdam) Jaya mengatakan bahwa soal clearance/pembersihan area sesuai dengan instruksi kepada pihak Kapolda dan Kodam Jaya bahwa untuk tanggal 20 Oktober 2019 pemberitahuan adanya unjuk rasa itu tidak akan diproses.

Untuk itu, kata Eko, kalau sampai ada unjuk rasa mulai besok (15/10/2019) sampai pelantikan Presidendan Wakil Presiden terpilih tanggal 20 Oktober 2019, berarti unjuk rasa itu ilegal atau tidak berizin.

“Sehingga kalaupun ada unjuk rasa itu adalah bahasanya tidak resmi atau ilegal,” tegas Eko dalam konferensi pers bersama pimpinan DPR dan Polri usai rapat koordinasi keamanan di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Oleh karena itu, kata Pangdam Jaya, TNI-Polri sudah menyiapkan parameter yang sudah ada di sekitar gedung DPR MPR.

“Kita sudah buat pengamanan seperti halnya kita menghadapi unjuk rasa beberapa saat yang lalu,” jelasnya.

Jadi, menurut Eko, tidak ada pengamanan yang spesifik dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden nanti. Hanya saja, Pangdam mengimbau kalau ada yang unjuk rasa jangan sampai mendekati gedung DPR-MPR.

“Kami mengimbau para pengunjuk rasa tidak ada yang berusaha untuk mendekati gedung DPR MPR. Mari kita saksikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih secara hikmat,” tegasnya.

Kata dia, ini adalah pekerjaan besar bangsa Indonesia yang akan ditonton oleh beberapa kepala negara yang hadir, termasuk beberapa utusan khusus kepala pemerintahan.

“Sementara ini sudah ada delapan kepala negara atau kepala pemerintah yang akan hadir, ditambah sembilan utusan khusus dari kepala pemerintahan atau kepala negara yang akan hadir. Sehingga total sudah 17 negara asing yang akan melihat, diluar Duta Besar,” kata Eko.

Eko mengatakan bahwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih ini suatu perhelatan bangsa Indonesia.

“Mari kita tunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, ramah tamah. Apapun perbedaan kita mari kita singkirkan terlebih dahulu. Kita hormati hasil Pemilu yang lalu,” pungkas Eko.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs