Jumat, 29 Maret 2024

Hasto: Pak Ganjar Melanggar Disiplin Partai Jika Menyatakan Dirinya Capres

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) menjawab pertanyaan wartawan mengenai wawancara Ganjar Pranowo di sebuah media, yang menyatakan siap jika ditunjuk menjadi calon presiden (capres).

“Kalau saya lihat dari jawaban Pak Ganjar, setiap kader partai kan jelas nih (Ganjar bilang, red) ‘kalau untuk bangsa dan negara, ya semua harus siap’. Pak Djarot siap buat bangsa dan negara, Bu Risma siap buat bangsa dan negara. Ada mbak Puan, ada mas Pram, ada pak Anas, ya itulah semuanya harus menyatakan siap,” kata Hasto menjawab wartawan usai FGD Membangun Hegemoni Pangan dengan tema Desain Swasembada Kedelai di sekolah partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).

“Misalnya, besok Pak Djarot ditugaskan ke Aceh, itu siap. Untuk bangsa dan negara itu semua menyatakan siap seluruh kader partai, karena itulah fungsi mengapa kita punya disiplin kepartaian. Kemudian, apa yang disampaikan oleh Pak Ganjar jangan kemudian (dianggap,red) jadi gimmick-gimmick politik. Ya karena, ya di dalam berpartai seperti itu. Semua siap ditugaskan. Namun sekiranya Pak Ganjar menyebut diri sebagai capres itu pelanggaran disiplin organisasi,” urai Hasto.

Yang jelas, lanjutnya, secara organisasional, seluruh kader PDIP saat ini ditugaskan untuk memberi skala prioritas pada membantu Jokowi Presiden di dalam mengatasi berbagai macam masalah ekonomi dengan turun ke bawah. Termasuk desain di bidang pangan.

“Tetapi Relawannya Ganjar bilang itu berarti sudah ada sinyal dari Ibu Mega buat Ganjar?” tanya wartawan.

“Ibu Ketua Umum belum mengambil keputusan. Kalau orang berpendapat, ya setiap di dalam negara demokrasi kan bisa berpendapat. Tetapi yang penting bagi partai, skala prioritas, karena kita menghadapi masalah perekonomian yang tidak ringan, adalah melakukan hal-hal yang konkrit. Sebagaimana tadi kami membawa contoh benih kedelai dengan produktivitas bisa sampai 6,4 ton per hektare, itu kan sesuatu yang real, yang mencari solusi atas masalah rakyat,” jawab Hasto.

“Untuk menjadi capres dan cawapres, itu harus memahami seluruh persoalan fundamental. Tidak hanya berdiri di awang-awang dengan basis pencitraan, tetapi harus memiliki agenda-agenda strategis yang saat ini partai sedang menyiapkan,” imbuh Hasto.

“Apakah Pak Ganjar melanggar disiplin Partai,” tanya wartawan.

“Kalau berbicara capres dan cawapres maka disiplin partai itu adalah ranah kewenangan ibu ketua umum,” jawab Hasto.

“Ya artinya Ganjar melanggar aturan apa tidak?” tanya wartawan lagi.

“(Melanggar aturan, red) Kalau (mencampuri yang bukan, red) kewenangannya, seperti bicara capres dan cawapres. Pak Ganjar melanggar disiplin Partai jika menyatakan dirinya capres. Kalau bicara ‘kalau ditugaskan’. Ya ‘kalau’. Dalam konteks seperti ini kita kan berbicara bahwa skala prioritas saat ini semua kader partai turun ke bawah untuk mengejar prestasi yang setinggi-tingginya di tengah rakyat. Urusan capres-cawapres nanti akan ada momentumnya, dan momentumnya bukan saat ini,” jawab Hasto.

“Pernyataan Ganjar dianggap manuver tidak?” kembali tanya wartawan.

“Ya kan (Ganjar menyatakan siap jadi capres, red) itu (karena) ditanya wartawan, seperti ini (kalian tanya ke saya, red),” jawab Hasto.

Ketika ditanya apakah PDIP tidak khawatir pernyataan kesiapan Ganjar akan direspons parpol lain untuk merekrutnya, Hasto mengatakan tidak khawatir.

“Jawaban Pak Ganjar kan, supaya kita betul-betul melihat dalam perspektif politik yang benar, kalau untuk bangsa dan negara kan siap. Itu adalah hasil pendidikan kaderisasi PDI Perjuangan, bahwa semua kader partai harus siap ditugaskan dimanapun, namun untuk capres ranah kewenangan Ibu Ketua Umum. Saya sebagai sekjen, (jika, red) ditugaskan di ranting, harus siap. Dari yang pernah gubernur, harus siap misalnya ditugaskan di PAC, harus siap. Itu disiplin yang dilakukan oleh partai,” urai Hasto.

Lebib lanjut, ketika ditanya apakah PDIP tidak khawatir suara pendukung Ganjar akan lari dari PDIP jika tidak segera deklarasikan Ganjar, Hasto menjawab begini.

“Kekuatan partai ini kan kekuatan kolektif. Sejak dulu Bung Karno berjuang membangun republik ini dengan kekuatan kolektif yang namanya Partai Nasional Indonesia. Buat apa kita berorganisasi kalau setiap anggotanya bergerak sendiri-sendiri. Kita bergerak, berorganisasi itu menyatukan diri dengan kepentingan yang lebih besar. Urusan capres-cawapres, tunggu keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, jangan ikut-ikutan gimmick politik tanpa mengakar pada kekuatan politik yang sebenarnya, yaitu rakyat,” pungkas Hasto.(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs