Sabtu, 27 April 2024

Pengamat: Bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar Jelang Pemilu Tidak Berdampak Signifikan buat KIB

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan

Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat, Rabu (18/1/2023), resmi menjadi Kader Partai Golkar. Keputusan tokoh yang akrab disapa Kang Emil itu membuat percaturan politik menjelang Pemilu 2024 semakin dinamis.

Achmad Baidowi Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengungkapkan, Ridwan Kamil memang tokoh potensial dalam bursa capres-cawapres untuk Pilpres 2024.

Dia bilang, RK merupakan tokoh potensial yang terus dimonitor Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

“RK memang salah satu tokoh yang dimonitor KIB untuk diusung di Pilpres 2024, selain tokoh-tokoh lainnya,” ujarnya di Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Politikus yang akrab disapa Awiek menjelaskan, PPP tidak mempermasalahkan bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar.

Menurut Awiek, partainya menghormati pilihan Kang Emil, walau pun PPP tercatat sebagai salah satu pendukung Kang Emil dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018.

“Itu hak politik RK. Karena dia sebelumnya memang belum berpartai. Waktu pilgub diusung berpasangan dengan kader PPP yaitu Pak Uu,” jelasnya.

Pada Pilgub Jabar 2018, pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum diusung PPP, PKB, Nasdem, dan Hanura.

Pasangan itu berhasil mengalahkan pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Sementara itu, Dedi Kurnia Syah Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies memprediksi Ridwan Kamil tidak ada pengaruhnya juga pada peta capres-cawapres dari KIB.

Bergabungnya Ridwan Kamil bersama Partai Golkar, kata Dedi, tidak akan memberikan manfaat signifikan pada koalisi yang beranggotakan Golkar, PAN dan PPP.

“Bagi KIB belum tentu berdampak. RK hanya berdampak pada Golkar Jawa Barat. Sebagai tim sukses, RK akan banyak menguntungkan Golkar dari sisi promosi dan propaganda. Karena akan sulit memunculkan capres-cawapres sesama Golkar, mengingat ada Airlangga yang mendominasi kandidat capres, juga cawapres. Kalau RK mengejar agenda masuk kontestasi itu, semestinya dia bergabung dengan PPP atau PAN,” ungkapnya.

Sekarang, RK menjabat Waketum Golkar bidang Penggalangan Pemilih. Artinya, RK punya tugas untuk menggiring opini dan juga memperkuat Partai Golkar.

Walau tidak berlaga di Pilpres 2024, Dedi menyebut Kang Emil tetap bisa mendapatkan keuntungan politik.

“Situasi itu membuka peluang adanya orientasi di luar Pilpres. Pertama, RK mengamankan peluang terusungnya dia di Pilkada Jawa Barat, mungkin saja RK mengalami kekhawatiran kalau tidak bergabung dengan Golkar bakal kehilangan momentum Pilkada,” kata Dedi.

Kalau tidak berlaga di Pilgub dan Golkar menang Pemilu 2024, RK kemungkinan besar menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan.

“Pekerjaan rumah bagi Golkar dan KIB adalah menemukan capres-cawapres yang mumpuni. Menurut Dedi, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto adalah yang paling potensial. KIB lebih yakin Airlangga duduk di cawapres, dengan target capresnya Ganjar Pranowo. Itu bisa terjadi kalau KIB berhasil membangun koalisi dengan PDIP, atau Ganjar keluar dari PDIP,” tandasnya.(rid/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
30o
Kurs