Jumat, 12 Desember 2025

Anggota DPD RI Ajak Kader PMII–KOPRI Jadi Pemimpin Digital yang Beradab

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Lia Istifhama Anggota DPD RI Jawa Timur. Foto: istimewa

Di tengah cepatnya arus informasi dan perubahan sosial yang semakin kompleks, Lia Istifhama Anggota DPD RI dari Jawa Timur mengajak kader muda untuk membangun kepemimpinan yang cerdas, beretika, dan adaptif.

Pesan itu ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama ratusan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Korps PMII Putri (KOPRI) Surabaya di Balai Pelatihan Surabaya, Kamis (11/12/2025).

Ning Lia, sapaan akrabnya, menyoroti fenomena politik hari ini yang sering dipenuhi pencitraan dan strategi permukaan. Ia mengingatkan bahwa dukungan politik tak boleh dibangun sekadar dari tampilan luar.

“Dukungan yang tidak berlandaskan nilai dan kepercayaan akan mudah goyah,” tegas perempuan yang dikenal sebagai putri KH Maskur Hasyim itu.

Dalam penjelasannya, ia merujuk konsep Gemeinschaft dan Gesellschaft dari Ferdinand Tönnies. Gemeinschaft menggambarkan hubungan sosial berbasis kedekatan emosional dan nilai bersama. Sedangkan Gesellschaft lebih bersifat rasional, impersonal, dan penuh kepentingan.

Ning Lia menilai, pemimpin masa kini harus mampu menjaga nilai-nilai Gemeinschaft di tengah realitas Gesellschaft yang semakin dominan.

Ia juga mengutip pandangan Ibnu Khaldun soal karakter pemimpin yang kuat. Kejujuran memang penting, kata Ning Lia, tetapi tidak berdiri sendiri.

Ada empat unsur lain yang menentukan kualitas kepemimpinan modern yakni kecerdasan membaca zaman, kecakapan digital, kesehatan fisik dan stamina, serta kompetensi praktis dalam menerapkan gagasan.

Menurutnya, generasi muda, terutama generasi Z memerlukan pemimpin yang kreatif, adaptif, dan mampu memahami dinamika sosial secara jernih.

“Sekarang muncul konsep toxic-free leadership, kepemimpinan yang bersih dan tidak membawa beban sosial negatif,” jelasnya.

Ia juga menilai bahwa kekuatan negara saat ini ditentukan oleh kemampuan memproduksi narasi dan gagasan, bukan hanya mengonsumsi informasi.

“Dunia bisa berubah oleh pena. Karena itu saya selalu menyempatkan menulis, lalu menyebarkannya dalam bentuk berita agar mudah diingat masyarakat,” ujarnya.

Nur Laila Ketua PC KOPRI PMII Surabaya menyampaikan bahwa materi yang disampaikan Ning Lia membuka wawasan baru bagi para kader.

Menurutnya, politik modern membutuhkan kemampuan berkomunikasi secara cerdas dan membangun narasi yang memberi manfaat.

“Kami jadi terdorong menjadi pemimpin dengan big thinking dan visi besar, serta memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Khoirunnasi anfa‘uhum linnas,” kata Laila.

Acara tersebut ditutup dengan ajakan Ning Lia agar kader PMII dan KOPRI terus memperkuat literasi digital dan karakter kebangsaan, sehingga mampu menjadi pemimpin muda yang siap menghadapi tantangan zaman. (faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 12 Desember 2025
32o
Kurs