Rabu, 22 Oktober 2025

Megawati Titip Tiga Pesan Resolusi Jihad di Hari Santri 2025

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan saat berpidato dalam acara bertema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Foto: istimewa

Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan menitipkan tiga pesan penting terkait Resolusi Jihad dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025.

Pesan tersebut disampaikan Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan dalam acara bertema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Hasto mengatakan, tiga pesan tersebut relevan untuk membangun kekuatan moral dan rasa percaya diri bangsa di tengah tantangan zaman.

“Dengan memperingati Hari Santri dan mengenang Resolusi Jihad, kami berharap tiga pesan dari Bu Mega bisa benar-benar menjadi pegangan kita semua,” ujar Hasto.

Pesan pertama, kata Hasto, adalah menjadikan Resolusi Jihad sebagai kekuatan moral atau moral force. Kekuatan ini lahir dari keyakinan, semangat cinta tanah air, dan fondasi nilai-nilai keagamaan yang kuat.

Pesan kedua, menjadikan semangat Resolusi Jihad sebagai fondasi membangun rasa percaya diri bangsa.

“Kita ini, ketika bersatu, bisa menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua. Bung Karno pernah menyampaikan semangat membangun tata dunia baru dalam pidatonya di PBB, dan itu harus jadi semangat kita juga,” jelas Hasto.

Sementara pesan ketiga, ajakan untuk menjadikan Resolusi Jihad sebagai bagian dari kesadaran sejarah bangsa yang ingin berkontribusi untuk dunia.

Megawati, lanjut Hasto, mengajak generasi muda meneladani semangat Resolusi Jihad, Konferensi Asia Afrika, dan Gerakan Non-Blok.

“Dengan patriotisme yang menyala, kita harus berani melawan segala bentuk penjajahan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun budaya,” ucapnya.

Hasto menambahkan, tiga pesan tersebut adalah ajakan untuk bersatu dan membela nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa rasa takut. Ia juga menyoroti pentingnya semangat hubbul wathon minal iman sebagai kekuatan utama di tengah dinamika nasional dan global.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengulas kembali sejarah penetapan Hari Santri. Ia menyebut peran Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP, yang pada masa menjelang Pilpres 2014 mengusulkan pentingnya memperingati Resolusi Jihad secara nasional.

“Perjuangan itu kemudian berhasil setelah mendapat restu dari Ibu Megawati. Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila kini menjadi bagian dari upaya kita meluruskan sejarah,” katanya.

Menurut Hasto, peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 bukan hanya simbol persatuan antara agama dan nasionalisme, tapi juga bukti nyata bahwa rakyat Indonesia bersama para pemimpinnya mampu berdiri tegak menghadapi kekuatan besar dunia.

“Sejak awal, Republik ini sudah dibangun dengan visi besar yang menyatukan nasionalisme, Islam, dan sosialisme. Itu yang diwariskan Bung Karno kepada kita,” tutupnya.(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Rabu, 22 Oktober 2025
26o
Kurs