Sabtu, 18 Oktober 2025

Sosialisasi Empat Pilar MPR Model Partisipatif Paling Relevan di Era Serba Digital

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ahmad Muzani Ketua MPR RI menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Minggu (3/8/2025), di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: Istimewa

Pekan pertama di bulan Agustus, Minggu (3/8/2025), ratusan orang berbagai usia yang tergabung dalam Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), berkumpul di depan Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Bukan dalam rangka unjuk rasa atau menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat. Tapi, mereka mengikuti acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

Dengan sabar, para peserta acara menunggu kedatangan Ahmad Muzani Ketua MPR RI yang terjadwal sebagai keynote speaker.

Hari menjelang siang, yang ditunggu akhirnya datang. Di sela kesibukannya sebagai pejabat negara dan politikus, Muzani terlihat semangat menyampaikan pesan kebangsaan.

Dari balik mimbar, Ketua MPR menekankan pentingnya seluruh elemen masyarakat melanjutkan perjuangan demi mewujudkan Indonesia adil, makmur dan sejahtera yang dicita-citakan para pendiri bangsa.

“Ini adalah Negeri kita, ini adalah Republik kita, rakyat dan negeri yang kita cintai bersama. Mencintai Indonesia berarti mencintai Republik ini, mencintai Indonesia berarti mencintai rakyat ini, mencintai Indonesia berarti juga mencintai pengelola negara ini,” ucapnya.

Para peserta acara yang kebanyakan kader aktif dan alumni PII cukup antusias mendengarkan paparan dari Muzani sampai tuntas. Sesudah itu, para peserta sosialisasi membubarkan diri.

Ahmad Muzani Ketua MPR RI foto bersama Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (3/8/2025). Foto: Humas MPR RI
Ahmad Muzani Ketua MPR RI foto bersama Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (3/8/2025). Foto: Humas MPR RI

Sosialisasi tentang Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika rutin dilaksanakan MPR RI mulai tahun 2009.

Setiap tahunnya, MPR RI mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Sosialisasi Empat Pilar. Tahun 2025, masing-masing dari total 732 Anggota MPR mendapat kesempatan enam kali sosialisasi.

Bukan hanya di Gedung Parlemen, sosialisasi juga secara kontinyu dilakukan di berbagai penjuru Tanah Air, termasuk daerah pelosok serta daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

Selama ini, model Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kebanyakan berupa seminar, diskusi dan lokakarya yang bertempat di Gedung Parlemen, fasilitas publik seperti sekolah, pesantren, universitas, balai desa dan kantor camat.

Menurut Pemerhati Pendidikan, Dr. Adjat Wiratma, SH., MPd, kalau ingin ‘menanamkan’ sesuatu di pikiran khalayak, sudah tidak relevan lagi dengan metode ceramah.

“Sudah banyak penelitian yang menemukan hipotesis dengan ceramah orang cepat lupa apa yang disampaikan si penyampai pesan.
Itu juga diperkuat dengan Teori Lupa, bahwa orang akan cenderung lupa pada suatu pesan dalam waktu 28 hari,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (5/8/2025), di Jakarta.

Maka dari itu, Adjat mengingatkan urgensi kegiatan sosialisasi yang melibatkan audiens atau partisipatif. Sehingga, para peserta ikut terlibat dengan penuh kesadaran.

“Sebaiknya, lakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. Misalnya untuk menanamkan nilai gotong royong, bisa melalui games, perlombaan berkelompok. Contoh lagi pada momen Bulan Kemerdekaan, masyarakat bisa sama-sama membuat gapura di lingkungan tempat tinggal,” katanya.

Dia yakin metode partisipatif secara kontekstual efektif untuk menanamkan pemahaman nilai-nilai Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika kepada peserta sosialisasi.

“Kalau peserta sosialisasi hanya duduk, mendengarkan pembicara menyampaikan ceramah atau pidato, itu sudah tidak efektif. Bahkan, di sekolah juga tidak disarankan menggunakan metode ceramah satu arah,” tegasnya.

Walau begitu, Adjat memaklumi jika metode ceramah menjadi opsi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang paling sering dipilih karena caranya paling mudah, tidak perlu ekstra effort.

Seiring dengan kemajuan teknologi informatika, sudah menjadi hal lumrah penyampaian pesan (sosialisasi) kepada khalayak ramai melalui berbagai platform media sosial (medsos).

Berbekal gawai yang terhubung jaringan internet, masyarakat bisa mengakses informasi bahkan berinteraksi dengan anggota dewan walau pun berbeda lokasi.

Try Syilvani Penyusun Berita dan Pendapat Umum Sub Bagian Pemberitaan, Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi MPR,  mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah memanfaatkan media sosial sebagai sarana sosialisasi.

“Setiap hari ada postingan tentang Anggota atau Pimpinan MPR RI di media sosial Instagram. Di Facebook juga ada page khusus MPR,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (6/8/2025).

Admin media sosial MPR, lanjut Vani, juga kerap merespons komentar netizen walau pun tidak seaktif admin media sosial populer seperti Partai Gerindra yang sering membalas curhat dan keluhan warganet.

Terkait data postingan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di media sosial, suarasurabaya.net sudah menghubungi Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi.

Drone Emprit adalah lembaga yang menganalisis sentimen publik terhadap suatu isu berdasarkan percakapan/komentar netizen di media sosial seperti Twitter (sekarang X), Facebook, Instagram dan lainnya.

Fahmi mengungkapkan, sampai sekarang pihaknya belum pernah memonitor data tentang engagement postingan MPR RI di media sosial.

 

Sosialisasi lewat Media Sosial, Memudahkan, Tapi Belum Efektif sampai Tataran Pemahaman

Menanggapi tren sosialisasi melalui media sosial, Adjat Wiratma menilai, itu baru sebatas bisa untuk menginformasikan pesan. Tapi, belum sampai pada tataran memberikan pemahaman dan menggugah audiens untuk mengimplementasikan.

“Di media sosial, hubungan emosional yang konkret (engagement) sebuah pesan dengan audiens tidak terbangun,” sebutnya.

Pengamat yang berpengalaman di dunia jurnalistik itu melanjutkan, perlu pendekatan unik sosialisasi lewat media sosial khususnya kepada anak-anak muda supaya mereka merasa terlibat.

“Misalnya, mengadakan sayembara poster digital bertema Empat Pilar MPR RI, lalu hasil karyanya diposting di media sosial masing-masing. Saya yakin cara seperti itu akan lebih efektif. Pada prinsipnya, tujuan pembelajaran atau sosialisasi itu bukan hanya supaya orang jadi tau, tapi juga harus membuat orang paham, dan akhirnya mau melakukan tindakan,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun suarasurabaya.net, beberapa tahun belakangan MPR RI juga rutin melakukan sosialisasi dengan metode partisipatif, seperti Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI yang diikuti anak-anak sekolah.

Kemudian, kompetisi membuat ilustrasi untuk masyarakat umum, kompetisi stand up comedy khusus untuk komika, dan kompetisi karya tulis dengan peserta kalangan wartawan.

Untuk mengetahui tingkat efektivitas Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan cara konvensional mau pun cara modern lewat media sosial secara objektif, tentu perlu ada penelitian khusus.

Ahmad Muzani Ketua MPR RI (batik merah hitam) bersama Soetrisno Bachir mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (sebelah kanan kemeja putih), menghadiri acara Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (3/8/2025). Foto: Humas MPR RI

Sekadar informasi, tujuan utama sosialisasi Empat Pilar MPR RI yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dasar hukumnya, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3).

Kegiatan yang sebelumnya bernama Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan juga ada dalam Peraturan MPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib MPR RI.

Herman Khaeron anggota MPR RI dari Fraksi Demokrat menyatakan, Sosialisasi Empat Pilar MPR masih perlu disampaikan kepada masyarakat khususnya generasi muda, untuk memperkuat rasa nasionalisme, patriotisme dan cinta Tanah Air.

Herman menyebut, Empat Pilar MPR yang meliputi Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah instrumen penting untuk memperkuat fondasi kebangsaan.

“Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus kita tanamkan kepada anak-anak calon penerus bangsa,” ujarnya dalam Diskusi Dialektika Demokrasi yang diselenggarakan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, untuk benar-benar mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, sebuah masa di mana Indonesia diharapkan menjadi negara maju dan sejahtera secara adil dan merata, diperlukan fondasi kuat, yakni pembangunan sumber daya manusia yang beretika, bermoral, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.

“Banyak negara maju tidak memiliki sumber daya alam melimpah, tapi unggul karena kualitas manusianya. Jepang dan Korea Selatan adalah contohnya. Kita harus belajar dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme sejak dini,” imbuh politikus yang akrab disapa Kang Hero.

Lebih lanjut, Sekjen DPP Partai Demokrat juga menekankan pentingnya peran media massa dalam menjaga semangat kebangsaan. Dia berharap, media konsisten mengabarkan hal-hal positif yang memperkuat jati diri bangsa.

“Media massa adalah kunci untuk memperluas dan mempertajam kesadaran kita terhadap nilai-nilai kebangsaan. Semakin sering dibicarakan, semakin tertanam dalam ingatan kolektif bangsa,” pungkasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 18 Oktober 2025
36o
Kurs