Senin, 17 Juni 2024

Disparitas Pinggiran Kota, Ini Aksi Saling Kritik Rasiyo dan Risma

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Debat publik yang digelar di Dyandra Convention Center, Jumat (30/10/2015). Foto : Denza suarasurabaya.net

Whisnu Sakti Buana membantah masih ada disparitas pembangunan antara pinggiran dan tengah kota saat dirinya dan Tri Rismaharini memimpin Surabaya selama lima tahun.

Pernyataan ini menjawab klaim Rasiyo yang mengaku memegang data adanya disparitas antara miskin dan kaya yang terjadi di Surabaya dan menanyakan indeks pembangunan manusia (IPM) yang terus meningkat.

Debat diantara keduanya terjadi saat Debat Publik yang digelar KPU Surabaya, Jumat (30/10/2015) malam.

Menurut Risma, IPM terus meningkat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. “Saya tidak melakukan ini sendiri. Data kami berdasarkan data BPS,” ujar Risma.

Risma juga mengatakan, salah satu contoh perhatian pemerintahannya adalah dengan menggratiskan kesehatan dan makanan untuk anak miskin dan cacat setiap hari.

Rasiyo mengatakan, jawaban Risma itu tidak sesuai dengan pertanyaannya. Rasiyo bersikeras bahwa disparitas pinggiran dan tengah masih tampak. “Kesenjangannya luar biasa,” katanya.

Namun Whisnu membantah bahwa jawaban Risma sudah jauh menjelaskan pertanyaan Rasiyo. “Mungkin sama-sama benar datanya. Tapi bisa dilihat, pembangunan fasilitas pendidikan di sekolah yang di pinggiran itu jauh lebih bagus daripada tengah kota,” kata Whisnu.

Whisnu juga mengatakan pembangunan di pinggiran juga tampak dengan pembangunan taman di Kecamatan Bulak. “Kita bangun taman paling luas di dunia di bekas TPA,” ujarnya.

Menjelaskan hal itu, Whisnu juga mengatakan bahwa pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) juga dibangun di pinggir kota.

“Jadi sebenarnya pembangunan yang kita lakukan dirasakan oleh seluruh masyarakat Surabaya,” ujar Whisnu.

Debat Publik yang berlangsung di Dyandra Convention Center terdiri dari lima sesi. Pada sesi terakhir, Rosiana Silalahi moderator debat mempersilakan kedua pasangan calon menyampaikan pesan.

Robiyan Arifin Ketua KPU Kota Surabaya mengatakan, debat publik kali ini berlangsung lancar. “Memang ada sedikit gangguan karena euforia pendukung, lalu ada atribut pendukung yang ternyata dikibarkan,” ujarnya.

Rencananya debat publik selanjutnya dilaksanakan pada 6 November dan 27 November yang akan datang dengan tema berbeda. (den/fik)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
30o
Kurs