
Indonesia Raja 2018 kembali hadir sebagai wadah kolaborasi antar wilayah Indonesia dalam bentuk pertukaran program film pendek yang diinisiasi oleh Miniko. Ripta Paranoan Editor In Chief and Community Engagement mengatakan, Indonesia Raja akan menggerakkan para filmmaker untuk menangkap isu sosial maupun budaya yang ada di sekitarnya.
Pada edisi tahun ke-4 ini, lanjut dia, sudah terkumpul 9 program film pendek dari wilayah Bali, Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jember, Palu, dan Surabaya. Total film yang lolos dari proses kurasi, mencapai 41 film pendek. Puluhan film siap didistribusikan ke beberapa daerah, salah satunya digelar nobar di Suara Surabaya Media.
“Program-program film pendek ini sudah melalui serangkaian proses digitalisasi dari Minikino yang meliputi subtitling, bumper program dan lainnya, supaya siap untuk di presentasikan ke masyarakat luas. Ini menggerakan para film maker menangkap isu disekitarnya dan kami akan melihat kerja kreatif mereka,” kata Ripta, Sabtu (15/9/2018).
Sebelumnya, lanjut dia, ada sembilan nama programmer film pendek Indonesia Raja 2018, yang lolos dalam proses seleksi. Di antaranya, Rickdy Vanduwin S untuk wilayah Bali, Aldino Kamaruddin Santoso untuk wilayah Balikpapan, Gerry Fairus Irsan untuk wilayah Bandung, Arlinka Larissa untuk wilayah Jabodetabek, Kemala Astika untuk wilayah Jawa Barat, Canggih Setyawan untuk wilayah Jawa Tengah, Nofita Sari untuk wilayah Jember, Mohammad Ifdhal untuk wilayah Palu, dan Nur Ulfati untuk wilayah Surabaya.
Kesembilan programmer tersebut melakukan tanggung jawab mereka, untuk menghubungi dan mengumpulkan film pendek karya para film maker dari masing-masing wilayah. Kemudian, diseleksi dan dirangkai dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk menjadi satu program film pendek. Proses programming film pendek ini dilakukan untuk menghubungkan ke dalam satu tema tertentu agar lebih nyaman ditonton dan diharapkan dapat memicu diskusi antar penonton.
Diinisiasi oleh Minikino sejak tahun 2015, Indonesia Raja merangsang terbentuknya kolaborasi jaringan kerja nasional dalam bentuk pertukaran program film pendek antar wilayah di Indonesia. Gerakan ini kemudian membuka kesempatan para penontonnya untuk merasakan keberagaman Indonesia melalui karya-karya film pendek.
“Dengan menyaksikan serangkaian film pendek yang dipikirkan dan disusun dengan baik, kita dapat menerjemahkan pencapaian kreatif, alih teknologi, pendidikan, kepedulian sosial, budaya, dan berbagai aspek yang nyata dari masing-masing wilayah di Indonesia. Semua terekam secara eksplisit maupun implisit dalam karya-karya bernilai literatur ini. Tahun ini, untuk pertama kalinya Palu dan Balikpapan tergabung dalam Indonesia Raja, sehingga akan menarik untuk melihat bagaimana budaya sinema di sana,” kata dia.
Dengan memberikan panduan batas usia penonton, seluruh screening program Indonesia Raja dibuat terbuka untuk umum tanpa menarik biaya dari penonton. Semua ini terjadi atas kerjasama dari banyak pihak yang menyumbangkan waktu dan tenaga mereka, termasuk para filmmaker yang terlibat. Indonesia Raja adalah sebuah gerakan kolaborasi nasional, yang secara nyata merayakan kekayaan ragam budaya di Indonesia melalui film pendek. (ang)