Jumat, 29 Maret 2024

Delapan Kisah Pahlawan Nasional yang Diangkat ke Film

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Cuplikan film "Soekarno".

Indonesia memiliki banyak pahlawan nasional dengan berbagai kisah yang menginspirasi, tak heran jika kehidupan mereka diadaptasi ke dalam sebuah film.

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang berlangsung hari ini, berikut ini adalah beberapa film yang akan mengisahkan tentang perjuangan serta kehidupan para pahlawan nasional Indonesia, dilansir Antara.

1. Sang Pencerah (2010)
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini merupakan kisah nyata tentang pendiri Ahmad Dahlan Muhammadiyah. “Sang Pencerah” mengungkapkan sosok pahlawan nasional dari sisi yang tidak banyak diketahui publik.

Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia, dia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, Giring serta Ikhsan Tarore.

2. Soegija (2012)
Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang Uskup danaba bernama Albertus Soegijapranata SJ. Disutradari oleh Garin Nugroho, film ini mengandung pesan yang sangat relevan bagi kehidupan di masa kini. Film ini mengangkat isu intoleransi yang sudah sejak lama menjadi persoalan besar di Indonesia.

3. Sang Kiai (2013)
Film kolosal produksi Rapi Film ini mengangkat kisah hidup KH Hasyim Asy’ari, seorang ulama karismatik yang merupakan salah satu tokoh kunci kemerdekaan Indonesia. Film yang sarat dengan unsur komedi ini disutradari oleh Rako Prijanto dan dibintangi oleh Christine Hakim, Ikranagara, dan Agus Kuncoro.

4. Soekarno (2013)
Film yang sempat menjadi kontroversi ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Dibintangi oleh Ario Bayu sebagai sang proklamator, “Soekarno” berkisah tentang masa kecil Presiden pertama RI yang bernama Kusno, masa remaja, kisah cinta hingga saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Dalam film tersebut juga ditampilkan pidato-pidato Soekarno yang membakar semangat nasionalisme, masa-masa pengasingan hingga detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia yang membuat haru.

5. Jendral Soedirman (2015)
Film garapan Viva Westi ini berkisah tentang Jendral Soedirman (Adipati Dolken) yang melawan Belanda secara gerilya meski sedang sakit paru-paru.

Film tersebut juga memperlihatkan taktik dan strategi perjuangan Jendral Soedirman yang membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu. Dia juga bersembunyi di balik hutan-hutan Jawa untuk melakukan penyerangan.

6. Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)
“Guru Bangsa Tjokroaminoto” berkisah tentang Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki andil besar pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Di sini diperlihatkan perjuangan Tjokroaminoto yang menyadarkan masyarakat untuk merebut kemerdekaan.

Kala itu, pendidikan masih minim, rakyat miskin di mana-mana dan tidak ada sekolah untuk rakyat. Tjokroaminoto pun mendirikan organisasi Sarekat Islam untuk melakukan aksi dan sosialiasi yang tujuannya mengajak masyarakat terlibat dalam usaha kemerdekaan.

“Guru Bangsa Tjokroaminoto” dibintangi oleh Reza Rahardian (Tjokroaminoto), Alex Abbad (Abdullah), Putri Ayudya (Soeharsikin), Maia Estianty (Mrs. Mangoenkoesoemo), Didi Petet (Haji Hasan), Chelsea Islan (Stella) dan lainnya. Film ini juga disutradarai oleh Garin Nugroho.

7. Kartini (2017)
Film arahan Hanung Bramantyo ini merupakan biografi dari RA Kartini yang mengupayakan kesetaraan hak untuk perempuan khususnya di bidang sosial dan pendidikan.

Kartini yang dibintangi Dian Sastro Wardoyo tumbuh dengan menyaksikan ibu kandungnya, Ngasirah yang terbuang di rumahnya sendiri. Kartini merupakan keturunan ningrat sehingga berkesempatan mengenyam pendidikan.

Dia kemudian menulis surat-surat dalam upaya menyediakan lapangan kerja dan kesetaraan bagi perempuan di Jepara. Selain Dian Sastro, film ini juga dibintangi oleh Acha Septriasa serta Ayushita.

8. Wage (2017)
Film ini merupakan biografi dari pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Soepratman yang dirilis pada 2017. Lagu ini pertama kali dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda 2 atau yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Dalam pembuatannya, lagu “Indonesia Raya” merupakan perwujudan dari bangkitnya kesadaran pemuda-pemuda Indonesia dalam melawan penjajah. Semangat itulah yang membuat Wage berani meninggalkan segala kemewahan yang didapatnya di Makassar dan kembali ke tanah Jawa.

Wage kemudian aktif dalam pergerakan kemerdekaan dan menjadi jurnalis sebagai penyambung suara rakyat. Film ini juga memperlihatkan Wage yang merasakan ditahan oleh Belanda karena terlalu vokal dan hingga akhir hayatnya saat menderita penyakit paru-paru.

Film arahan sutradara John De Rantau ini dibintangi oleh Rendra Bagus Pamungkas dan Prisia Nasution. (ant/ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs