Minggu, 19 Mei 2024

Mereda Dahaga dengan Es Coklat Tambah Umur

Laporan oleh Anton Kusnanto
Bagikan
Warung Es Coklat Tambah Umur, bila ramai, sebelum jam 4 Es Coklat sudah ludes terjual. Foto: Anton, Suarasurabaya.net

Panasnya suhu Surabaya, membuat warung es ramai jadi jujugan. Salah satunya adalah es coklat yang sudah menjadi legenda sejak lama. Warung Es Coklat Tambah Umur yang berada di Jalan Simokerto ini sudah ada sejak 1950. Sesuai namanya, warung ini masih berumur panjang, masih buka sampai sekarang.

Dibuka oleh Pak Ngadimin, setelah meninggal tahun 2000-an diteruskan oleh anak-anaknya. “Tapi sejak tahun 80 an, saya sudah ikut bantu-bantu membuat racikan es coklat” ujar Cahyo, yang sekarang menggantikan bapaknya berjualan, di tempat yang sama, di warung tenda bongkar pasang di depan rumah nomer 49.

Sudah berusia 70 tahun, warung ini konsisten dengan jualannya sejak lama. Mempertahankan es coklat dengan rasa yang asli, tanpa toping dan tambahan apapun. Sengaja merahasiakan detil resepnya, Cahyo hanya mengaku bahwa dalam membuat es coklat tidak ada bahan tambahan apapun, hanya bubuk coklat dengan campuran gula merah dan gula pasir. “Tanpa susu, tanpa campuran apapun.” tegasnya.

Tak kaget kalau rasa es coklat di sini sangat segar, tanpa meninggalkan sisa rasa nyangkut ditenggorokan, yang kadang malah menambah haus. Seperti yang dirasakan Krisna, mahasiswa unair ini mengaku penggemar minuman coklat dari kelas kafe sampai kedai-kedai kekinian yang banyak menjamur akhir-akhir ini. “Kalau bedanya di sini memang tidak berasa susu, jadi gak eneg, ga bikin tambah haus juga. Seger.” ujarnya.

Tak lengkap kalau menikmati segelas es coklat tambah umur tanpa pendampingnya yaitu roti tawar sobek. Seperti Riza, karyawan swasta yang siang itu bersama rekannya mampir ke warung ini. “Habis ketemu klien, ngadem dulu” ujarnya sambil merobek roti tawar yang sudah dipotong-potong dalam piring plastik.

Robekan kecil roti tawar yang ada di tangan Riza lalu dicelup-celup ke dalam gelas yang berisi es coklat, hingga basah, baru dimasukkan ke dalam mulutnya. “Paling pas memang roti tawar dicelup es coklat. Makan dua saja sudah kenyang.” teman disampingnya menyetujui.

Tak lengkap menikmati es coklat Tambah Umur, tanpa pendampingnya yaitu roti tawar sobek. Foto: Anton, Suarasurabaya.net

Sehari-hari Cahyo membuka warungnya mulai siang jam 10. Kalau ramai, biasanya sebelum jam 4 es coklat sudah habis terjual. Dia enggan menyebut jumlah kilogram bubuk coklat yang dihabiskan dalam satu hari. Yang jelas dalam sehari Cahyo membuat empat ember besar es coklat. “Sehari jatah nya ya segitu, tidak nambah, tidak kurang,” tambahnya

Padahal, kalau dilihat dari ramainya pengunjung, juga sempat viralnya minuman legenda Surabaya ini, bisa saja Cahyo menambah lagi berember-ember untuk memenuhi keinginan pembeli yang kadang kecele kehabisan tak kebagian. Tapi amanah dari Bapaknys dulu yang dia pegang. “Sekali buat tidak usah nambah lagi” pesan itu yang diingat Cahyo.

Satu lagi yang dipesankan Pak Ngadiman kepada anak-anaknya untuk fokus meneruskan jualan di warung yang ada sekarang ini, tidak perlu sampai membuka cabang. Jadi, kalau memang ingin merasakan sensasi asli es coklat legenda, harus datang langsung ke warung di jalan Simokerto ini. Jangan terlalu sore, datang siang-siang biar kebagian, juga biar semakin terasa segarnya. Jangan lupa dicelup roti tawar. Tak perlu merogoh kantong dalam-dalam, satu paket lengkap es coklat dan sepotong roti tawar hanya sepuluh ribu rupiah saja.(ton/lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version