Rabu, 24 April 2024

Mengenal Halfeti, Kota yang Pernah Tenggelam dan Kembali ke Permukaan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Halfeti, sebuah kota di provinsi Sanliurfa, Turki. Foto: flypgs.com

Saat berkunjung ke provinsi Sanliurfa di Turki, Halfeti menjadi salah satu objek wisata yang rasanya sayang untuk dilewatkan.

Berbeda dengan destinasi wisata lain yang identik dengan batu-batuan dan kepingan peradaban manusia yang bersejarah, Halfeti menawarkan pengalaman sempurna untuk menikmati teriknya musim panas di tenggara Turki.

Yang unik dari Halfeti adalah kota ini dulunya sempat tenggelam atau terendam karena sebuah proyek bendungan. Sisa-sisa kota tua masih bisa dilihat di bawah air yang bening.

Seperti yang dilansir Antara, Senin (11/10/2021), sebagian besar Halfeti tenggelam di bawah air karena Bendungan Birecik, yang membanjiri daerah itu pada 1990-an sehingga sebuah kota baru kemudian dibangun sekitar 15 kilometer jauhnya.

Dengan demikian, pemukiman dibagi menjadi Halfeti Baru dan Lama.

Sisa-sisa Old Halfeti, tenggelam di dalam sungai, telah menarik pengunjung yang mengagumi pemandangan yang dapat dibandingkan dengan museum bawah laut.

Wisatawan dapat berkeliling menggunakan perahu untuk melihat pesona Kota Halfeti, Turki. Foto: hurriyetdailynews

Mengulik dari sejarahnya, kita perlu kembali ke masa 855 sebelum masehi, ketika Raja Asyur Shalmaneser II pertama kali mendirikan pemukiman.

Selama era Romawi, sebuah pemukiman dengan nama Akamai berkembang pesat, kemudian berubah menjadi Koyla.

Setelah periode Romawi, kota ini menyaksikan banyak peradaban termasuk Sassania, Arab, Umayyah dan Abbasiyah yang memerintah wilayah tersebut dari abad ke-6 hingga ke-8 Masehi.

Pada abad ke-11, Seljuk mengambil alih Halfeti dan pada abad ke-16 menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman.

Pada tahun 2013, kota ini diberikan keanggotaan gerakan Cittaslow atau “kota lambat”. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kenikmatan hidup dengan memperlambat langkah dan berfokus pada kualitas daripada kuantitas.

Gerakan ini memilih kota-kota kecil (dengan populasi di bawah 50 ribu) dan mendukung pemerintah daerah dalam pengembangan dan perlindungan tradisi, masakan, dan alam.

Halfeti dapat dicapai dengan menyewa salah satu perahu kecil di sepanjang pantai (sekitar 100 lira untuk satu perahu – sekitar 30 lira per orang jika Anda pergi dengan kelompok).

Selama perjalanan di atas perahu, Anda dapat menyaksikan pemandangan rumah batu yang semi-tenggelam, pohon, menara, dan monumen bersejarah seperti kastil dan istana tua yang benar-benar menakjubkan.

Menara setengah cekung Savasan Koy adalah salah satu yang paling ikonis dari Halfeti.

Disini kita dapat menikmati pemandangan unik dari jembatan gantung sepanjang 135 meter di atas Bendungan Halfeti.

Banyak pengunjung datang ke kota setelah melihat pemandangan penting lainnya di daerah itu seperti Rumkale, sebuah benteng kuno yang dibangun oleh Asyur dan kemudian digunakan oleh panglima perang Bizantium dan Armenia selama Abad Pertengahan.

Selain nilai sejarah dan arsitekturnya, kota ini juga terkenal dengan bunga mawar hitamnya. Mawar yang sangat langka ini muncul dalam jumlah kecil di musim panas dan hanya di Halfeti karena kondisi tanah yang unik di daerah tersebut dan tingkat pH air tanah yang berasal dari Sungai Efrat.

Mawar hitam di Halfeti, yang awalnya berwarna merah lalu perlahan berubah menjadi hitam.

Mawar pertama kali muncul berwarna merah tua di musim semi, namun berubah menjadi hitam ketika musim panas tiba dan sekarang hampir punah karena tenggelamnya Halfeti tua.

Selain menikmati pemandangan di atas air, Anda juga bisa menghabiskan waktu dengan bersantap di sejumlah restoran kecil di mana Anda dapat mencicipi masakan lokal, terutama kebab Halfeti dengan seduhan teh atau kopi Turki yang khas.(ant/tin/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs