Sabtu, 27 April 2024

Kota di Dunia dengan Gaya Hidup Tersehat dan Terburuk

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Orang-orang berjalan di pusat kota Wina, Austria. Foto: Reuters

Hidup di kota bisa jadi impian banyak orang karena banyaknya lapangan pekerjaan dan fasilitas yang lengkap. Namun gaya hidup di kota yang cenderung tidak sehat akan berdampak pada meningkatnya berbagai risiko kesehatan. Baik polusi udara, kurangnya istirahat akibat ditelan kesibukan, pola makan tidak sehat, juga berbagai hal lain.

Sebagian orang yang tinggal di kota besar umumnya punya aktivitas yang padat. Tidak jarang, kondisi ini membuat seseorang kekurangan waktu istirahat. Padahal, manusia memerlukan istirahat yang cukup agar bisa lebih bugar, sehat, dan menunjukkan performa terbaik saat beraktivitas.

Karena itu, salah satu cara untuk hidup sehat di kota besar adalah dengan mendapatkan istirahat cukup dengan tidur selama 7-8 jam setiap harinya.

Laman optik daring asal Inggris, Lenstore, menganalisa 48 kota untuk menentukan kota-kota dengan gaya hidup paling sehat pada 2022. Peringkat itu didasarkan pada data-data berdasarkan 10 kriteria. Antara lain: tingkat obesitas, harapan hidup, lamanya sinar matahari, kualitas air dan udara, tingkat kebahagiaan, biaya air minum dalam kemasan, jam kerja rata-rata per tahun, aktivitas luar ruangan, jumlah penjual makanan cepat saji, dan biaya keanggotaan gym per bulan.

Berikut 10 kota di dunia dengan gaya hidup paling sehat menurut Lenstone:
1. Wina, Austria
2. Dubai, UEA
3. Kopenhagen, Denmark
4. Frankfurt, Jerman
5. Amsterdam, Belanda
6. Helsinki, Finlandia
7. Berlin, Jerman
8. Stokckholm, Swedia
9. Fukuoka, Jepang
10. Geneva, Swiss

Di peringkat pertama ada Wina di Austria. Kota ini disebut kota yang baik untuk menjalani gaya hidup sehat.

Wina memiliki lama sinar matahari sebanyak 1.884 jam per tahun, lalu biaya air minum kemasannya 0,58 poundsterling atau sekitar Rp11.287. Tidak hanya itu, jam kerja rata-rata per tahun setiap orang adalah 1.400 jam.

Sementara itu, Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) mendapat peringkat kedua dengan lama sinar matahari 3.509 jam per tahun. Kota ini juga memiliki hampir 2.000 jenis kegiatan luar ruangan yang bisa dicoba.

Namun, biaya keanggotaan gym per bulan di kota ini juga cukup mahal, yaitu 55.57 poundsterling atau lebih dari Rp1 juta.

Berikut urutan 10 negara dengan gaya hidup terburuk:
1. New York, Amerika Serikat
2. Hong Kong, Hong Kong
3. Johannesburg, Afrika Selatan
4. Moskow, Rusia
5. Mexico City, Meksiko
6. London, Inggris
7. Washington D.C., Amerika Serikat
8. Shanghai, China
9. Chicago, Amerika Serikat
10. Boston, Amerika Serikat

Amerika Serikat mendominasi 10 kota terbawah untuk gaya hidup sehat dengan New York dicap sebagai yang kota dengan kesehatan dan gaya hidup terburuk.

Meskipun paparan sinar matahari di angka 2.535 jam, tingkat obesitas di Amerika mencapai lebih dari 36 persen, dengan angka harapan hidup rata-rata 77 tahun. Angka ini hampir 10 tahun kurang dari rata-rata harapan hidup di Jepang yakni mencapai 85 tahun.

Untuk urusan makanan cepat saji, London, Inggris menempati peringkat tertinggi dengan 6.925 alias enam kali lebih banyak dibandingkan dengan kota tersehat di dunia, Austria. Angka itu juga 25 kali lebih banyak daripada kota dengan resto cepat saji paling sedikit, yakni Beijing.

London juga kota dengan kekurangan vitamin D karena paparan sinar mataharinya terendah, yakni 1.633 jam dalam setahun.(tin/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs