Pesona Baju Koko Berbahan Tenun Sandeq di Panggung Moslem Fashion Festival

Tren busana muslim pria memang tak semarak dengan busana wanita. Jenis busana muslim untuk kaum adam tak terlalu banyak mengalami transformasi biasanya didominasi baju koko, jas koko panjang dengan sedikit aksen.

Tak ingin terkesan monoton, itu-itu saja, Nano salah satu desainer dan pegiat seni menampilkan baju koko yang dikombinasikan dengan tenun sandeq, kain tenun khas Mandar dalam gelaran Moslem Fashion Fastival (MFF) yang digelar di Ciputra World, Minggu (24/4/2022).

Berbahan kain tenun sandeq yang membuatnya beda dengan kain tenun lainnya, kata Nano lebih pada motifnya. “Sandeq jenis perahu layar bercadik yang telah sejak lama digunakan melaut oleh para nelayan suku Mandar atau sebagai alat transportasi antar pulau lalu kami aplikasikan gambar perahu dalam tenunan,” jelasnya.

Busana muslim pria ini sepintas mirip kemeja pria pada umumnya, tapi ternyata ada perbedaan ini bisa dilihat dari kerah baju, yang identik dengan kerah koko atau disebut juga kerah Shanghai. “Lebih longgar dan lengan panjang,” urai Nano yang saat ini berdomisili di Mamuju, Sulawesi Barat.

Warna dari kain tenun ini cenderung berwarna cerah seperti ungu, oranye, hijau dan merah, warna ini muncul dihasilkan dari penggunaan pewarnaan alami.

“Ini yang membuat tampilan warnanya menjadi cantik karena tidak menggunakan bahan pewarna buatan,” paparnya.

Untuk padu padan baju koko ini, kata Nano bisa dipadukan dengan model apa saja, seperti kain hitam, sarung atau pun celana panjang.

“Dengan tampilan baju koko dipadukan celana bisa terlihat casual, menyiratkan nuansa santai namun tetap dikemas dalam konsep yang sopan sebagai outfit untuk bersilaturahmi,” pungkasnya. (man/iss)