Kamis, 2 Mei 2024

Abdul and The Coffee Theory: Bermusik di Era Medsos Riskan, tapi Menyenangkan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Abdul and The Coffee Theory. Foto: Instagram abdulandthecoffeetheory

Abdul, vokalis band Abdul and The Coffee Theory menilai, tantangan yang dihadapi musisi saat ini adalah membuat karyanya disukai publik di tengah banyaknya pilihan pemusik yang bermunculan. Terutama mereka yang viral terlebih dulu di media sosial (medsos).

Pria 41 tahun ini menyebut pencipta lagu atau penyanyi yang lagunya viral duluan di medsos cukup riskan tapi menyenangkan. Riskan yang dimaksud pria dengan nama lengkap Tengku Muhammad Abdullah Amin Anshari adalah, karena musisi tidak bisa memprediksi respons publik atas karyanya.

“Kalau dulu pattern-nya jelas, kita pasang di radio, TV naikin, kemudian media lain naikin sebelum sosial media naik. Kemungkinan 50:50 bisa lagu itu terdengar. Kalau sekarang belum tentu kalau dikeluarkan di sosial media responnya bagus,” ujar Abdul saat mengudara di Radio Suara Surabaya, dalam rangka Hari Musik Nasional, Rabu (9/3/2023).

Ia menambahkan, yang membuat musisi sekarang dan dulu berbeda adalah jalur mereka tenar. Musisi dulu bisa terkenal karena promosi di TV dan radio, tapi sekarang yang terjadi bisa kebalikannya. Mereka lahir di media sosial, kemudian muncul di layar kaca dan radio.

Menurutnya ini sekaligus menjadi tantangan musisi baik yang lahir di era sekarang ataupun pendahulunya untuk bisa mengakrabi media sosial. Antara memilih karya berkualitas atau yang penting viral.

Abdul secara tegas memilih opsi pertama yaitu menghasilkan karya berkualitas. Selain usia yang tak lagi muda, ia juga bukan tipikal musisi yang mainstream.

“Saya jarang ikut pasar, karena yang jadi rata-rata yang bukan ikut arus. Biasanya yang mulai duluan,” katanya.

Secara umum ia menyebut industri musik Tanah Air saat ini sudah jauh lebih baik dibanding dulu. Meski masih ada saja catatan terkait royalti.

Abdul mencontohkan perhitungan royalti yang diterima musisi tidak transparan dan dikuasai pihak tertentu.

“Yang nguasain masih itu-itu aja dan musisi yang lahir sekarang banyak memilih di sosial media karena mereka harus melewati orang-orang itu tadi. Kalau bisa lebih terbuka dan membangun musisi baru, kita akan jauh lebih baik,” harapnya.(dfn/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
33o
Kurs