Tidur kurang dari enam jam dalam sehari bisa mengurangi efek perlindungan yang dihasilkan aktivitas fisik secara teratur guna melawan penurunan kognitif.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity, para peneliti dari University College London (UCL) di Inggris mengamati fungsi kognitif selama 10 tahun pada 8.958 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris.
Mereka menganalisis bagaimana kombinasi kebiasaan tidur dan aktivitas fisik yang berbeda dapat memengaruhi fungsi kognitif orang dari waktu ke waktu.
Tim peneliti menemukan orang-orang yang lebih aktif secara fisik memiliki waktu tidur yang singkat rata-rata kurang dari enam jam, mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan.
Temuan itu berarti setelah 10 tahun fungsi kognitif mereka setara dengan rekan-rekan yang melakukan lebih sedikit aktivitas fisik.
“Studi kami menunjukkan, tidur yang cukup mungkin diperlukan bagi kita untuk mendapatkan manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik,” kata Mikaela Bloomberg dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care dilansir Antara, Minggu (9/7/2023).
Menurut studi itu, mereka yang lebih cepat mengalami penurunan kognitif karena tidur kurang dari enam jam berusia 50 tahunan dan 60 tahunan.
Tapi, pada partisipan studi yang lebih tua (berusia 70 tahun ke atas) manfaat kognitif dari olahraga tampaknya tetap terjaga, meskipun tidurnya singkat.
Mengenai temuan itu, Profesor Andrew Steptoe dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care mengatakan, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif di usia paruh baya dan lanjut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan aktivitas fisik dapat menjadi cara untuk mempertahankan fungsi kognitif. Tetapi juga harus mempertimbangkan kebiasaan tidur untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang bagi kesehatan kognitif. (ant/saf/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
