Selasa, 10 Desember 2024

Peneliti Ungkap Berenang Air Dingin dapat Bantu Ringankan Gejala Menopause

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi seseorang berenang. Foto: Antara

Menurut sebuah penelitian baru-baru ini berenang di air dingin dapat membantu meringankan gejala yang berhubungan dengan menopause seperti rasa panas, kecemasan, dan perubahan suasana hati.

Melansir Antara, Jumat (26/1/2024), menopause yakni fase yang menandai berakhirnya siklus menstruasi wanita, terjadi ketika seseorang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan.

Fase transisi biasanya terjadi antara usia 45 dan 55 tahun, yang menandakan timbulnya berbagai gejala yang sering kali mengganggu tidur, suasana hati, dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.

Para peneliti yang temuannya diunggah Post Reproductive Health, melakukan survei terhadap 1.114 wanita, dimana 785 di antaranya sedang mengalami menopause. Para peneliti kemudian mencatat bahwa berenang di air dingin dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan fisik dan mental bagi wanita yang dalam fase menopause itu.

“Temuan menunjukkan bahwa wanita menopause mengalami perbaikan yang signifikan dalam kecemasan (seperti yang dilaporkan oleh 46,9 persen wanita), perubahan suasana hati (34,5 persen), suasana hati yang buruk (31,1 persen) dan rasa panas (30,3 persen) akibat berenang air dingin. Selain itu, mayoritas wanita (63,3 persen) berenang khusus untuk meredakan gejala yang mereka alami,” kata para peneliti tersebut.

Beberapa responden juga menggambarkan berenang air dingin sebagai “pereda stres/kecemasan langsung” dan sesuatu yang membantu mereka dalam “penyembuhan”.

Bagi sebagian peserta, berenang di air dingin tidak hanya membantu mengatasi gejala menopause, tetapi, juga merupakan kesempatan untuk berada di luar ruangan, meningkatkan kesehatan mental, dan berolahraga.

Prof Joyce Harper penulis senior penelitian tersebut dari UCL EGA Institute for Women’s Health, Inggris Raya, mengatakan masyarakat harus berhati-hati saat bereksperimen dengan berenang di air dingin karena ada risiko infeksi (tergantung kualitas air), hipotermia, sengatan air dingin, gangguan irama jantung, dan bahkan tenggelam.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami frekuensi spesifik, durasi, suhu, dan paparan air dingin yang diperlukan untuk mengurangi gejala menopause tersebut.

“Namun, kami berharap temuan kami dapat memberikan solusi alternatif bagi perempuan yang berjuang dengan menopause dan mendorong lebih banyak perempuan untuk mengambil bagian dalam olahraga,” kata Harper. (ant/azw/bil/iss)

Berita Terkait

Kapan Rata-Rata Wanita Alami Menopause?

Tubuh Tetap Butuh Terhidrasi Selama Berenang


Potret NetterSelengkapnya

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Mobil Seruduk Warung di Jalan Kedungdoro Surabaya

Surabaya
Selasa, 10 Desember 2024
32o
Kurs