Minggu, 28 April 2024

Studi: Kesedihan Bisa Beri Pengaruh pada Kesehatan

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Seseorang yang mengalami kesedihan. Foto: Pixabay Ilustrasi - Seseorang yang mengalami kesedihan. Foto: Pixabay

Kehilangan seseorang yang dekat dapat membuat seseorang mengalami fase stres mental. Meskipun stres mental umumnya diakui dalam kaitannya dengan kesedihan, penting untuk memahami bahwa kesedihan juga dapat menimbulkan gejala fisik, termasuk penyakit, kelelahan, nyeri, dan gangguan tidur.

Apa saja tanda-tanda kesedihan?

Dikutip dari Antara pada Rabu (28/2/2024), gejala fisik kesedihan dapat berbeda pada setiap individu dan bervariasi dengan usia. Untuk anak-anak, gejalanya termasuk sakit kepala, sakit perut, masalah tidur, mimpi buruk, dan perubahan nafsu makan.

meskipun kesedihan adalah respons emosional normal terhadap kehilangan, gejala yang persisten selama lebih dari enam bulan dapat menandakan kesedihan yang berkepanjangan. Kondisi ini terkait dengan konsekuensi kesehatan yang lebih parah, termasuk risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker, kecemasan, masalah tidur, dan gangguan stres pasca-trauma.

Berikut adalah bagaimana kesedihan dapat memengaruhi tubuh.

Pertama, kesedihan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh dapat merespons perubahan fisik dalam lingkungan, jadi ketika mengalami kesedihan, hal itu dapat memengaruhi kekebalan seseorang, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, ketika individu kehilangan seseorang, sistem kekebalan menjadi sangat waspada untuk melindungi mereka dari ancaman sosial potensial.

Kedua, kesedihan bisa menyebabkan peradangan. Pada beberapa orang, kesedihan dapat menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan sakit, kelelahan, kehilangan kesenangan, dan muncul sebagai penarikan sosial dan perilaku.

Ketiga, kesedihan bisa menyebabkan nyeri pada tubuh. Untuk mengatur respon peradangan dan mengkoordinasikan sistem kekebalan selama periode stres, tubuh melepaskan protein yang disebut sitokin. Protein-protein kecil ini terkait dengan sensitivitas nyeri yang meningkat, yang dapat berkontribusi pada rasa sakit fisik yang dialami selama kesedihan pada beberapa orang.

Keempat, Individu yang mengalami kehilangan dapat menunjukkan peningkatan kadar kortisol, hormon stres. Peningkatan yang berkelanjutan dari kortisol membawa risiko penyakit jantung atau tekanan darah tinggi selama periode yang diperpanjang.

Kelima, stres dari kesedihan dapat memengaruhi pola makan dan pencernaan, sehingga dapat menyebabkan gangguan makan, kram perut, diare, sembelit, tukak lambung, dan sindrom usus iritabel.

Dan yang terakhir, kesedihan memungkinkan seseorang mengalami serangan jantung lebih tinggi dari biasanya. Pada beberapa orang, berita tiba-tiba tentang kehilangan dapat menyebabkan sindrom jantung remuk yang juga dikenal sebagai kardiomiopati stres.

Ini adalah kondisi di mana otot jantung tiba-tiba menjadi terkejut atau melemah. Gejalanya mirip dengan serangan jantung dan dapat berlangsung selama menit atau jam setelah peristiwa emosional atau fisik yang menegangkan. (ant/ike/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs