
Memasuki musim hujan, berbagai masalah kesehatan mulai muncul yang berkaitan dengan peningkatan kelembapan.
Langkah-langkah proaktif diperlukan untuk mencegah infeksi dan menjaga kesehatan dari penyakit yang kerap menyerang saat cuaca lembap.
Melansir dari Antara pada Minggu (14/9/2025), tiga infeksi yang kerap mengancam pada musim hujan di antaranya adalah batuk terus-menerus.
Batuk yang berkepanjangan menjadi tanda adanya masalah serius yang disebabkan kelembapan udara membuat lendir di saluran pernapasan lebih kental dan menjadi lingkungan ideal bagi virus dan bakteri.
Individu yang memiliki asma atau alergi dapat mengalami iritasi dan memperparah masalah pernapasan akibat kelembapan udara, kondisi batuk kering bisa berkembang menjadi mengi atau sesak napas jika tak ditangani.
Dokter Siri M. Kamah Konsultan Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Gleneagles mengatakan, jika batuk berlanjut lebih dari seminggu sebaiknya melakukan konsultasi medis. “Jangan anggap remeh sebagai iritasi musiman,” katanya.
Infeksi saluran pernapasan atas seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat bahkan demam bisa menjadi pertanda infeksi bakteri yang kerap dianggap flu biasa. Kondisi ini bisa diperparah dengan paparan kelembapan udara dalam waktu lama.
Menjaga kebersihan, mencuci tangan dan bila gejala tak berangsur pulih sebaiknya ke dokter, sebagaimana direkomendasikan America Medical Association.
Ketiga, kondisi mata merah atau konjungtivitis yang dianggap alergi bisa menjadi tanda konjungtivitis virus yang menyebar melalui tangan ke mata.
Upaya pencegahan dengan selalu mencuci tangan sebelum menyentuh wajah atau mata dan menghindari kontak barang pribadi seperti handuk pasien disarankan dilakukan.
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit tersebut dapat dilakukan dengan membuka jendela secara teratur, menyalakan dehumidifier untuk ruangan yang terasa lembap, serta menggunakan masker bila merasa tidak enak badan dan berkonsultasi dengan dokter. (ant/fan/saf/ham)