Sabtu, 22 November 2025

6 Hal yang Terjadi saat Tubuh Anda Konsumsi Lebih Banyak Protein

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Makanan yang kaya akan protein. Foto: Pexels Ilustrasi - Makanan yang kaya akan protein. Foto: Pexels

Mengonsumsi lebih banyak protein dibandingkan karbohidrat dalam pola makan bisa memberi berbagai efek pada tubuh.

Dilansir dari Antara, meski dapat mendukung pertumbuhan otot dan pembakaran lemak, perubahan ini juga membawa konsekuensi tertentu bagi energi, pencernaan, dan kesehatan secara keseluruhan.

1. Rasa Kenyang Lebih Lama
Protein terbukti lebih mengenyangkan dibanding karbohidrat. Menurut Kerry Hackworth ahli gizi, “Kalori per kalori, protein membuat Anda merasa kenyang lebih lama daripada karbohidrat atau lemak.”

Hal ini bisa membantu mengurangi keinginan mengonsumsi gula dan mendukung kontrol berat badan dengan menekan asupan kalori berlebih.

2. Energi Bisa Berfluktuasi
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh, terutama untuk otak dan aktivitas intens. Protein dapat diubah menjadi glukosa, tapi prosesnya lebih lambat dan kurang efisien.

Mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat dapat membuat aktivitas stabil terasa lancar, tetapi olahraga intens atau tugas mental berat bisa lebih menantang. Tubuh bisa beradaptasi, namun tidak semua orang merespons sama.

3. Sistem Pencernaan Bisa Terganggu
Serat, penting untuk pencernaan dan kesehatan usus, banyak ditemukan pada makanan kaya karbohidrat seperti buah, sayur, kacang, dan biji-bijian.

Mengonsumsi protein tinggi tanpa cukup serat dapat menyebabkan sembelit, kembung, dan potensi gangguan kesehatan usus jangka panjang.

4. Hasil Latihan Bisa Lebih Terlihat
Protein sangat penting untuk pembentukan otot dan perbaikan jaringan. Dikombinasikan dengan latihan kekuatan atau ketahanan, diet tinggi protein dapat mendukung pertumbuhan otot, pemeliharaan massa otot, serta pembakaran lemak lebih efektif.

5. Pengaturan Gula Darah Lebih Baik
Karbohidrat cepat meningkatkan kadar gula darah, sementara protein membantu menstabilkannya. Mengurangi karbohidrat dan meningkatkan protein dapat mengurangi lonjakan gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, yang bermanfaat bagi pengelolaan atau pencegahan diabetes tipe 2.

6. Risiko Kerusakan Ginjal
Konsumsi protein berlebih memberi tekanan ekstra pada ginjal. Kelebihan protein disaring oleh ginjal, dan bagi orang dengan kondisi ginjal tertentu, pola makan tinggi protein jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. (saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 22 November 2025
29o
Kurs