
Sakit punggung kerap dilihat sebagai masalah umum seperti masalah postur tubuh karena jam kerja yang panjang di kantor. Namun banyak tidak disadari sakit punggung juga bisa disebabkan karena masalah ginjal.
Kshitij Raghuvanshi ahli urologi mengatakan, masalah nyeri punggung terkadang bisa lebih dari sekadar masalah muskuloskeletal, namun merupakan salah satu tanda awal penyakit ginjal.
“Sakit punggung tidak selalu disebabkan oleh postur tubuh yang buruk atau masalah otot. Nyeri punggung bagian atas, jika disertai perubahan urine atau pembengkakan, bisa menjadi tanda penyakit ginjal. Identifikasi dini terhadap perbedaan tersebut dapat sangat memengaruhi pengobatan dan hasil kesehatan,” katanya dilansir dari Antara pada Minggu (7/9/2025).
Raghuvanshi berbagi perbedaan dan gejala antara sakit punggung karena kesalahan postur atau disfungsi ginjal, di antaranya lokasi nyeri. Jika nyeri punggung yang normal, sebagian besar terasa di punggung bawah atau tulang belakang, dan nyeri ini dapat menjalar ke pinggul atau bokong.
Nyeri punggung biasanya terasa tajam atau nyeri, dan cenderung bervariasi tergantung posisi, aktivitas, atau olahraga. Istirahat biasanya dapat meredakan nyeri.
Sementara nyeri akibat masalah ginjal terasa tepat di bawah tulang rusuk, di kedua sisi tulang belakang. Nyeri ini lebih terasa tumpul dan persisten dan umumnya tidak membaik atau memburuk dengan gerakan atau istirahat.
“Nyeri dapat menjalar ke samping (pinggul) atau bahkan ke perut,” jelas Raghuvanshi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sakit punggung dapat meningkat ketika otot atau persendian di area tersebut ditekan atau diregangkan, sementara nyeri ginjal biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan atau gerakan ginjal. Gejala lain yang menunjukkan keterlibatan ginjal.
Ahli urologi itu menyebutkan enam tanda lain yang dapat dijadikan landasan apakah nyeri punggung akibat postur atau ginjal.
1. Perubahan frekuensi buang air kecil: Frekuensi buang air kecil lebih sering atau lebih jarang, terutama di malam hari. Urine yang berbusa atau berbusa bisa menjadi tanda kebocoran protein.
2. Darah dalam urine: Saat buang air kecil, ada rasa sakit atau tidak nyaman.
3. Pembengkakan (Edema): Retensi cairan di kaki, pergelangan kaki, telapak kaki, tangan atau wajah ketika ginjal tidak dapat membuang kelebihan natrium dan air.
4. Kelelahan yang terus-menerus: Adanya produk limbah dalam darah dapat menyebabkan kelelahan permanen dan kurangnya konsentrasi. Kelelahan dapat diperparah oleh anemia yang disebabkan oleh rendahnya sekresi hormon oleh ginjal.
5. Perubahan kulit: Ketidakseimbangan mineral dan nutrisi menyebabkan kulit kering dan gatal ketika ginjal tidak mampu menjaga keseimbangan yang sehat.
6. Gejala Pencernaan: Kehilangan nafsu makan, mual atau rasa logam di mulut yang disebabkan oleh penumpukan limbah dalam darah.
(ant/fan/saf/ham)