Kamis, 11 Desember 2025

Cuaca Buruk Memicu Peningkatan Kerentanan Anak Terhadap ISPA

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi - Seorang dokter sedang memeriksa kesehatan gigi anak di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Antara

Darmawan Budi Setyanto Dokter spesialis anak menyampaikan bahwa cuaca buruk bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh anak dan memicu peningkatan kerentanan anak terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

“Jadi, semua organ tubuh kita punya mekanisme pertahanan. Saluran cerna, kulit, saluran nafas punya mekanisme. Pada keadaan cuaca yang tidak bagus, hujan, dingin, apalagi di daerah yang terkena bencana banjir misalnya, nah itu lebih-lebih lagi, suasana lingkungan seperti itu akan sangat menurunkan kemampuan, daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah lagi terjadi ISPA,” kata dr. Darmawan Budi Setyanto, melansir Antara, Kamis (11/12/2025).

Ia menjelaskan bahwa lingkungan yang dingin, lembab, dan basah semasa musim hujan memberikan tambahan beban pada tubuh untuk beradaptasi.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan imunitas dan meningkatakan kerentanan terhadap infeksi kuman dan virus penyebab penyakit pernafasan.

Gejala selesma, penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada saulran pernafasan dapat menimbulkan gejala berupa batuk,pilek, dan demam. Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh penumpukan lendir di hidung dan tenggorokan yang terjadi saat tubuh “berperang” melawan virus.

Gejala selesma ringan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga hari, setelah tubuh yang berhasil mengeliminasi virus. Namun, kondisinya bisa membahayakan kalau virus sampai masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

“Pada sebagian kecil kasus ISPA, selain terkena salurannya, kemudian kena ke parunya. Itu yang akan menyebabkan sesak napas, napas cepat dan napas sesak,” kata dr. Darmawan.

“Itu kejadiannya klasik ya biasanya 3-4 hari sebelumnya demam, batuk pilek. Belum sesak. Nanti hari ke-4 atau ke-5 kemudian jadi sesak. Nah pada hari ke-4 itu terjadi pneumonia,” ia menjelaskan.

Dia menambahkan, proporsi kasus ISPA yang dampaknya sampai ke paru-paru jauh lebih kecil dibandingkan kasus ISPA di saluran nafas seperti rongga hidung dan tenggorokan.

Darmawan menyampaikan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat termasuk memakai masker, mencuci angan, dan mengonsumsi makanan bergizi dalam upaya pencegahan ISPA anak.

Menurut dia, pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan makanan bergizi seimbang penting untuk menjaga ketahanan tubuh anak terhadap infeksi virus dan kuman penyebab penyakit.

“Dari proteinnya terpenuhi, sayurnya, buahnya. Anak-anak kan suka susah di situ. Nah di situ, kalau itu sudah terpenuhi, dengan sendirinya vitamin dan mineralnya juga cukup,” katanya.

“Jadi, tidak perlu lagi mengandalkan vitamin tambahan dari luar. Boleh, tapi jangan sampai salah anggapan, minum vitamin jadi kebal,” ia menambahkan.(ant/fan/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 11 Desember 2025
32o
Kurs