Senin, 16 Juni 2025

Devadata Kembali dengan Lagu “Lawan”, Suara Kritik Sosial dari Surabaya

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
(kanan) Bodaz sebagai vokalis dan gitaris, Dandu sebagai drummer, Ronald sebagai gitaris dan Ody sebagai bassist dalam Press Release single barunya di Ruang Meeting Suara Surabaya, Minggu (27/4/2025). Foto: Dera Eka Candelia Mg suarasrabaya.net

Devadata band asal Surabaya membawa semangat baru dengan lagu teranyar mereka yang berjudul “Lawan”. Lagu ini menjadi sorotan utama dalam langkah mereka kembali ke industri musik Tanah Air.

Pada acara konferensi pers yang diselenggarakan di Suara Surabaya Centre pada Minggu (27/4/2025), Devadata berbagi cerita mengenai makna di balik lagu “Lawan” yang mengangkat isu sosial dan tragedi yang tengah terjadi di masyarakat.

Bodas, vokalis sekaligus gitaris Devadata, menjelaskan bahwa lagu ini tidak sekadar kritik sosial, tetapi juga menggambarkan peristiwa sosial yang masih terus berlangsung dan belum ada penyelesaian.

“Lagu ini memang mengarah pada kritik sosial. Lawan berfokus pada tragedi sosial yang masih terjadi di Indonesia, yang belum juga selesai. Bisa dibilang, ini adalah suara masyarakat yang kami tuangkan dalam lagu,” ungkap Bodas.

Ody bassist Devadata menambahkan, sebagai band asal Surabaya, mereka ingin mewakili semangat pahlawan melalui musik, sekaligus menyuarakan pesan-pesan dari Surabaya ke seluruh Indonesia.

“Devadata ingin mewakili pahlawan dalam bentuk band, khususnya karena kami berasal dari ‘Kota Pahlawan’ Surabaya. Harapannya, lagu-lagu kami bisa didengar dan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Ody.

Selain itu, Devadata mengungkapkan bahwa sejak awal terbentuk, band ini memang memiliki kecenderungan untuk menciptakan lagu-lagu yang berfokus pada kritik sosial.

Dengan kembalinya Devadata ke dunia musik, mereka berharap dapat memperkenalkan karya mereka kepada lebih banyak orang, tidak hanya di kalangan penggemar hardcore atau metal, tetapi juga di berbagai genre musik lainnya.

Band ini juga berkomitmen untuk tetap menjaga identitas mereka, sambil tetap berinovasi dengan sentuhan musik yang lebih modern dan relevan dengan zaman sekarang.

“Kami ingin karya-karya kami tetap relevan dengan masa kini, tanpa menghilangkan akar dan konsep yang sudah ada sejak awal,” terang Bodas. (dra/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Senin, 16 Juni 2025
27o
Kurs