
Dokter (dr.) Piprim Basarah Yanuarso Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa gaya hidup yang menjadi kebiasaan orang tua, punya pengaruh lebih besar terhadap risiko anak terkena diabetes tipe 2, dibanding faktor genetik.
“Jadi kadang-kadang kan kita suka nyalahin faktor genetiknya ya, padahal males olahraga, yang sering ngemilnya, jenis pola makan yang sama itu yang kemudian jauh lebih berbahaya daripada faktor genetiknya saja,” kata dr. Piprim, Sabtu (31/5/2025), dikutip Antara.
Menurutnya, pola gaya hidup jauh lebih penting untuk dikendalikan karena anak cenderung meniru aktivitas fisik dan kebiasaan makan orang tua.
Meski orang tua memiliki riwayat diabetes, anak masih bisa terhindar dari penyakit tersebut jika sejak awal diterapkan gaya hidup sehat dalam keluarga.
Beberapa kebiasaan sehat yang disarankan antara lain tidur cukup, olahraga rutin dengan intensitas memadai, puasa intermittent (berselang), serta konsumsi makanan tinggi nutrisi dan protein hewani, dengan membatasi asupan gula dan karbohidrat cepat serap.
Piprim juga menekankan pentingnya aktivitas fisik harian bagi anak. Anak harus diberi ruang untuk banyak bergerak dan tidak dibatasi oleh distraksi gadget yang membuat mereka malas bergerak.
“Kebiasaan bergerak itu juga sebagai stres relief anak, supaya tidak menjadi timbunan penyakit di kemudian hari,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa stres kronis, termasuk overthinking, juga bisa memicu berbagai penyakit. Oleh karena itu, aktivitas fisik yang cukup bisa membantu mengurangi stres psikis.
“Kalau orang dibikin stres secara fisik, stres psikisnya akan berkurang,” tambahnya.
Di Indonesia, Piprim menyebutkan prevalensi diabetes tipe 1 pada anak masih lebih tinggi, yakni mencapai hampir 90 persen. Namun, dengan dominasi gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan manis dan kurang gerak, jumlah kasus diabetes tipe 2 pada anak diprediksi akan meningkat dan menyamai angka diabetes tipe 1.
Ia menjelaskan, diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang membuat pankreas tidak bisa memproduksi insulin. Anak dengan kondisi ini umumnya bertubuh kurus sejak kecil. Sementara itu, diabetes tipe 2 disebabkan oleh gangguan produksi insulin atau resistensi insulin akibat gaya hidup tidak sehat.
Gejala kedua jenis diabetes ini mirip, yakni anak tetap merasa lapar meski sudah makan banyak, sering minum, frekuensi buang air kecil meningkat, dan berat badan turun drastis. (ant/bil/iss)