
Dokter (dr.) Vito Anggarino Damay pakar jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia mengingatkan bahwa jarang berjalan kaki bisa terkena insufisiensi vena kronis (CVI).
“Insufisiensi vena kronis ditandai dengan kaki bengkak. Faktor risikonya banyak berdiri, kebanyakan dukuk, jarang jalan kaki,” kata dia di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Insufisiensi vena kronis disebabkan gangguan sirkulasi pembuluh darah kaki yang seharusnya mengarah ke jantung. Lalu, karena aliran terganggu, maka tekanan meningkat dan kaki jadi bengkak.
Vito mengatakan ada sejumlah faktor risiko lainnya seseorang bisa terkena masalah kesehatan ini yaitu pernah mengalami sumbatan pembekuan darah kaki, bed rest atau beristirahat dalam waktu lama dan berusia lanjut. Karena itu, menerapkan gaya hidup aktif termasuk rajin berjalan kaki menjadi cara mencegah terkena CVI.
Untuk diketahui, kondisi insufisiensi vena kronis baru-baru ini dialami salah satunya oleh Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS), setelah dia mengalami pembengkakan di kaki bagian bawah.
Menurut Karoline Leavitt Juru Bicara Gedung Putih, CVI ditemukan saat Trump menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Ia menyebut CVI sebagai kondisi ringan yang umum terjadi, terutama pada individu berusia 70 tahun ke atas.
“Kondisi ini ringan dan kerap terjadi, khususnya di kalangan individu berusia 70 tahun ke atas,” ujar Leavitt.
Leavitt juga membacakan keterangan resmi dari dokter kepresidenan yang menyebutkan bahwa tidak ditemukan indikasi trombosis vena dalam maupun penyakit arteri lainnya. Selain itu, hasil tes laboratorium Trump, termasuk pemeriksaan darah lengkap dan metabolisme, dinyatakan normal.
Menanggapi beredarnya foto Trump dengan memar ringan di punggung tangan, Leavitt menyebut penyebabnya adalah iritasi jaringan lunak ringan akibat terlalu sering menjabat tangan serta konsumsi aspirin.
“Namun demikian, Presiden Trump tetap dalam kondisi sehat bugar,” tegas Leavitt. (ant/bil/ipg)