Minggu, 19 Oktober 2025

Osteoporosis Bisa Sebabkan Patah Tulang Lebih Parah pada Pria

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi potensi osteoporosis pada pria dan wanita.Foto: Antara

Osteoporosis jauh lebih umum terjadi pada wanita, namun sekitar satu dari lima pria berusia di atas 50 tahun akan menderita patah tulang osteoporosis di sisa hidupnya, dan sekitar seperempatnya mengalami patah tulang pinggul pada pria lebih tua.

Melansir dari Antara, Dr. Cathleen Colon-Emeric, spesialis geriatri di Durham VA Health Care System dan Duke University serta penulis utama studi terbaru tentang pengobatan osteoporosis pada veteran pria  mengatakan pemeriksaan osteoporosis pada pria cenderung lebih buruk dibandingkan wanita.

“Pria tidak sebaik wanita dalam pemulihan. Pria berusia 50 tahun lebih mungkin meninggal akibat komplikasi patah tulang osteoporosis mayor daripada kanker prostat,” katanya.

Ia menambahkan tingkat kematian pria yang patah tulang lebih tinggi 25 persen hingga 30 persen dalam setahun, disabilitas, dan perawatan di rumah sakit.

Dalam studinya terhadap 3.000 veteran berusia 65 hingga 85 tahun, yang dilakukan di pusat kesehatan Urusan Veteran di North Carolina dan Virginia, hanya 2 persen dari mereka yang ditugaskan ke kelompok kontrol telah menjalani pemeriksaan kepadatan tulang.

Sebanyak 49 persen dari mereka menjawab ya untuk pemindaian. Separuh dari mereka yang dites menderita osteoporosis atau kondisi pendahulunya, osteopenia. Jika memungkinkan, sebagian besar dari mereka mulai mengonsumsi obat-obatan untuk mempertahankan atau membangun kembali tulang mereka.

Asosiasi profesional seperti Endocrine Society dan American Society for Bone and Mineral Research merekomendasikan bahwa pria di atas usia 50 tahun yang memiliki faktor risiko, dan semua pria di atas usia 70 tahun, harus menjalani pemeriksaan.

Namun, American College of Physicians dan United States Preventive Services Task Force menganggap bukti skrining pada pria tidak memadai.

Karena osteoporosis biasanya tanpa gejala, pria (dan wanita, yang juga kurang diperiksa dan kurang diobati) tidak tahu tulang mereka telah memburuk sampai salah satunya patah.

“Jika Anda mengalami patah tulang setelah usia 50 tahun, Anda harus menjalani pemindaian tulang – itu salah satu indikator utamanya,” saran Dr. Eric Orwoll, seorang ahli endokrinologi dan peneliti osteoporosis di Oregon Health and Science University.

Uji klinis telah menemukan bahwa obat osteoporosis meningkatkan kepadatan tulang pada pria, seperti pada wanita, tetapi sebagian besar studi pada pria terlalu kecil atau tidak memiliki tindak lanjut yang cukup untuk menunjukkan apakah patah tulang juga menurun.

Pria lansia juga perlu mempertimbangkan faktor risiko lainnya seperti jatuh, riwayat keluarga patah tulang pinggul, dan berbagai kondisi kesehatan lain yang cukup panjang, termasuk artritis reumatoid, hipertiroidisme, dan penyakit Parkinson. Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga meningkatkan risiko osteoporosis.

“Sejumlah obat juga memengaruhi kepadatan tulang Anda, terutama steroid dan obat kanker prostat,” tambah Dr. Colon-Emeric.

Perubahan gaya hidup seperti berolahraga, mengonsumsi suplemen kalsium dan Vitamin D, berhenti merokok dan minum alkohol secukupnya akan membantu, tetapi tidak cukup untuk menghentikan atau membalikkan pengeroposan tulang, kata Dr. Colon-Emeric.

Meskipun pedoman belum merekomendasikannya secara universal, ia ingin agar semua pria berusia di atas 70 tahun menjalani skrining, karena risiko kecacatan setelah patah tulang pinggul sangat tinggi. Dua pertiga lansia tidak akan dapat memulihkan kembali mobilitas mereka seperti sebelumnya.(ant/mas/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 19 Oktober 2025
36o
Kurs