Sabtu, 23 Agustus 2025

Penelitian Ungkap Makanan Ultra Proses Bisa Jadi Faktor Risiko Baru Kanker Paru-Paru

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Mi Instan. Foto: Antara

Sebuah penelitian terbaru menemukan kaitan antara mengonsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPFs) dengan peningkatan risiko kanker paru-paru, bahkan pada mereka yang tidak pernah merokok.

Studi yang dipublikasikan di Thorax pada 29 Juli lalu, menganalisis data dari lebih dari 100.000 partisipan dalam Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian (PLCO) Cancer Screening Trial.

Hasilnya, orang yang paling banyak mengonsumsi makanan ultra-proses 41 persen lebih berisiko terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Risiko itu berlaku untuk dua tipe kanker paru-paru: non-small cell lung cancer (37 persen lebih tinggi) dan small cell lung cancer (44 persen lebih tinggi). Menariknya, temuan ini konsisten baik pada perokok maupun non-perokok.

‘“Kami masih belum mengetahui mekanisme apa (yang memengaruhi risiko kanker paru-paru), tetapi ada kemungkinan peradangan sistemik berperan dalam beberapa hal,” tambah Rebbeck.” kata Tim Rebbeck, profesor pencegahan kanker di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Dana-Farber Cancer Institute dilansir dari Health, Sabtu (23/8/2025).

Makanan ultra-proses sendiri merujuk pada produk olahan dengan bahan tambahan kimia, pengawet, tinggi kalori, serta kandungan tinggi garam, lemak, dan gula namun rendah serat. Beberapa contohnya termasuk hot dog, pizza, hamburger, soda, mie instan, sereal, roti, permen, es krim, margarin dan masih banyak lagi.

Meski tidak semuanya buruk, seperti yogurt atau roti gandum, kebanyakan jenis UPFs dikenal tinggi kalori namun miskin gizi.

“Tubuh kita dirancang untuk memetabolisme makanan alami dan utuh, tetapi hal yang sama tidak selalu berlaku untuk UPFs,” jelas Zhaoping Li, Kepala Divisi Nutrisi Klinis UCLA David Geffen School of Medicine.

Meski begitu, para ahli menegaskan bahwa merokok masih menjadi faktor risiko terbesar kanker paru-paru. Namun, memperhatikan kualitas pola makan tetap penting.

Rebbeck menambahkan, mengurangi konsumsi makanan ultra-proses bisa menjadi salah satu langkah untuk menurunkan risiko kanker.

Alih-alih sepenuhnya menghindari, para ahli menyarankan untuk menyeimbangkan asupan. Misalnya, jika sarapan dengan sereal, sebaiknya pilih menu makan siang dengan makanan utuh seperti sayur, ikan, atau ayam.

“Kami sudah tahu bahwa mengonsumsi diet yang kaya akan makanan olahan minimal, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian memang dapat mengurangi risiko kanker,” kata Rebbeck menegaskan.

“Jadi, seiring kita memahami peran UPF dalam kanker, pesan utamanya kemungkinan besar tetap sama—konsumsilah diet yang seimbang, minim olahan, berfokus pada tanaman, dan kaya nutrisi,” imbuh dia. (ata/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 23 Agustus 2025
32o
Kurs