
Dokter (dr.) Tiur Sihombing Konsultan Psikiatri Geriatri dari RSKD Duren Sawit, mengatakan ada banyak penyebab yang membuat orang lanjut usia (lansia) sulit merasakan tidur nyenyak beserta cara mengatasinya.
“Faktor pertama itu memang usia, itu salah satunya yang buat susah tidur lansia. Tapi, tidak semua lansia susah tidur, ada juga yang gampang,” kata Tiur dalam diskusi di Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Melansir Antara, Tiur mengatakan penyebab lansia sulit tidur tidak hanya berkaitan dengan usianya, tetapi juga kondisi medis tertentu. Misalnya, penderita diabetes atau kencing manis akan sering bolak balik kamar mandi, sehingga waktu tidurnya jadi terbagi-bagi.
Penderita sesak nafas dan sebagian orang yang depresi, memiliki kecemasan atau trauma tertentu juga memiliki salah satu gejala sulit tidur. Kelompok lain yang kemungkinan mengalami gangguan susah tidur, yakni pasien-pasien dengan penyakit skizofrenia.
Berikutnya, obat-obatan juga dapat menjadi salah satu penyebab, terutama obat yang mengandung stimulan. Kandungan di dalamnya akan memicu orang tersebut kesulitan untuk tidur.
“Biasanya obat pereda nyeri, apalagi yang mengandung kafein itu juga enggak bisa bikin tidur,” kata psikiatri lulusan Universitas Indonesia itu.
Penyebab lainnya datang dari kondisi lingkungan. Menurutnya, lingkungan untuk tidur harus tenang tanpa adanya kebisingan. Suhu di area sekitar juga sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Pada lansia, gaya hidup ikut mempengaruhi tingkat kenyenyakan tidur. Kegemaran minum kopi di malam hari pada pekerjaan tertentu contohnya. Ia menganjurkan lansia yang bekerja sebagai perawat atau penjaga keamanan untuk mengubah jam mengonsumsi kopi di siang hari.
Kemudian, lansia yang mengalami sleep apnoe atau gangguan tidur yang menyebabkan nafas berhenti mendadak juga menjadi salah satu faktor penyebab.
“Kalau (sleep apnoe) sering namanya Obstructive Sleep Apnoe (OSA), kalau kayak begini lebih baik konsultasikan ke THT, biasanya ada gangguannya juga di masalah THT,” ujar dia.
Faktor lainnya, yakni Restless Leg Syndrome (RLS) dimana lansia memiliki keinginan tidak terkendali untuk menggoyang-goyangkan kakinya dan adanya gangguan irama sirkadian.
Lebih lanjut, Tiur menjelaskan bahwa cara mengatasi masalah sulit tidur dapat dilakukan dengan dua hal, yakni menggunakan obat atau menerapkan sleep hygiene atau kebiasaan yang sengaja dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur.
Ia menyatakan para dokter biasanya akan menyarankan sleep hygiene terlebih dahulu ketimbang memberikan obat-obatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Dalam penerapannya, sleep hygiene dapat dimulai dengan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Gunakan tempat tidur hanya untuk beristirahat tanpa adanya aktivitas lain. Pastikan kamar yang jadi lokasi untuk tidur memiliki situasi tenang, gelap, sejuk dan nyaman.
Sebelum tertidur, lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku maupun meditasi ringan. Lansia juga bisa menekuni hobinya, seperti mendengarkan genre lagu kesukaan atau menggunakan bantuan aroma terapi.
Lansia, katanya, juga disarankan untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur. Kegiatan ini akan membuat badan jadi bugar dan dapat dipraktikkan melalui video-video di platform Youtube, sehingga lansia tidak perlu ikut pergi ke gym.
“Tidak usah yang berat-berat, misalnya jalan kaki 30 menit saja setiap hari, tapi rutin itu 5 kali dalam seminggu. Tapi, bukan jalan yang santai banget, jalannya kalau bisa agak kecepatannya agak ditambah asal konsisten,” katanya.
Tiur menambahkan lansia perlu membiasakan diri untuk tidak menggunakan perangkat elektronik 30 sampai 60 menit sebelum tidur, menghindari meminum kopi atau minuman yang mengandung kafein atau alkohol serta makan malam minimal dua jam sebelum tidur. (ant/bil/ham)