Selasa, 15 Juli 2025

Psikologi Imbau Ayah Bangun Hubugan Emosional Lewat Aktivitas Fisik Bersama Anak

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi seorang ayah dan anak sedang menggosok gigi. Foto: Pexels

Keterlibatan ayah dalam kehidupan anak tidak hanya berdampak pada kedekatan emosional, tetapi juga berpengaruh besar terhadap ketangguhan fisik dan kemampuan kognitif anak.

Hal ini disampaikan oleh Novi Poespita Candra S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), menanggapi meningkatnya perhatian publik terhadap isu fatherless atau tidak hadirnya peran ayah dalam kehidupan anak di Indonesia.

“Anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang aktif secara fisik cenderung memiliki perkembangan fisik yang kuat. Itu berdampak pada perkembangan kognitifnya, mereka jadi lebih percaya diri dan mampu mengambil keputusan,” kata Novi ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Ia menjelaskan, bahwa aktivitas fisik bersama ayah seperti berolahraga atau bermain bersama, memberi ruang bagi anak untuk membangun rasa percaya diri dan kemampuan adaptif.

“Bukan hanya kedekatan secara fisik, tetapi juga proses pembentukan mental dan karakter,” tambahnya, dilansir dari Antara.

Selain itu, Novi menyarankan pentingnya dialog antara ayah dan anak untuk membangun pemahaman serta refleksi terhadap nilai-nilai kehidupan.

Menurutnya, refleksi bersama setelah melakukan aktivitas penting untuk menguatkan ikatan emosional.

Adapun faktor penting lainnya adalah relasi antara ayah dan ibu di hadapan anak.

Ia mengungkapkan bahwa sikap ayah terhadap ibu akan memengaruhi bagaimana anak menilai dan menghormati sang ayah.

“Kalau ayah memperlakukan ibu dengan hormat dan hangat, itu akan meningkatkan respek anak terhadap ayah dan juga meningkatkan kehangatan keluarga,” tuturnya.

Diketahui, isu fatherless di Indonesia menjadi perhatian serius karena berdampak pada perkembangan anak.

Fenomena ini mengacu pada situasi di mana anak kurang mendapatkan peran dan kehadiran ayah dalam kehidupannya, baik secara fisik maupun emosional, meskipun mungkin ayahnya masih ada.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, yang bertujuan untuk mengatasi krisis fatherless di Indonesia.

Wihaji Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN mengatakan bahwa gerakan ayah mengantarkan anak di hari pertama sekolah menjadi simbol perubahan budaya pengasuhan dalam keluarga.

Wihaji menyampaikan, bahwa gerakan tersebut bertujuan meningkatkan peran pengasuhan ayah terhadap anak, dan termasuk salah satu program terbaik hasil cepat atau quick wins Kemendukbangga/BKKBN, yakni Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

“Gerakan ini juga menjadi simbol perubahan budaya pengasuhan di Indonesia. Dari yang semula terpusat pada peran ibu, menjadi lebih kolaboratif dan setara,” kata Wihaji. (ant/dis/lta/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 15 Juli 2025
29o
Kurs