Sabtu, 9 Agustus 2025

Studi: Musik Membantu Anak-Anak Mengenali Emosi Sejak Dini

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Seorang anak perempuan tengah mendengarkan musik lewat headphone. Foto: iStock

Studi terbaru dari Universitas Pennsylvania menunjukkan bahwa musik dapat membantu anak-anak khususnya yang berusia 3 hingga 5 tahun untuk mengenali emosi sejak dini.

Laporan News Medical and Life Sciences mengungkapkan, studi yang dilakukan oleh Departemen Psikologi di Sekolah Seni dan Sains Pensylvania itu melibatkan 144 anak-anak di wilayah Philadelphia.

Mereka mempelajari bagaimana anak berusia 3 sampai 5 tahun bisa mengenali emosi kebahagiaan, kesedihan, ketenangan, atau ketakutan dalam klip musik berdurasi 5 detik.

Mereka menemukan bahwa anak-anak dapat mengidentifikasi emosi dengan tingkat akurasi yang lebih baik daripada tebakan acak, dengan hasil yang meningkat seiring bertambahnya usia.

“Kami menunjukkan bahwa anak-anak pandai mencocokkan ekspresi emosi dengan musik yang tepat, bahkan pada usia 3 tahun yang menekankan betapa pentingnya musik, terutama dalam sosialisasi emosi dan pengajaran keterampilan sosial. Serta bagi anak-anak yang mungkin masih belajar cara mengekspresikan emosi mereka secara verbal,” ujar Rebecca Waller Profesor Madya Universitas Pennsylvania, dilansir dari Antara pada Sabtu (9/8/2025).

Temuan yang dipublikasikan jurnal Child Development itu juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan penilaian tinggi dari orang tuanya dalam hal pengenalan emosi yang buruk, kurang mengenali emosi secara keseluruhan namun tidak mengalami kesulitan dalam mengenal musik dengan emosi menakutkan.

Waller mengatakan studi yang dilakukannya itu adalah studi pertama yang meneliti apakah anak-anak yang kurang mengenal emosi, bisa mengalami kesulitan memahami pesan emosi yang disampaikan melalui lagu.

Yael Paz peneliti lainnya mengatakan, salah satu hal lainnya yang menarik dari penelitian ini adalah mencari perbedaan antara pengenalan emosi melalui musik dibandingkan dengan pengenalan emosi dari ekspresi wajah.

Waller mengatakan, dalam penelitian sebelumnya di laboratorium, menunjukkan bahwa anak-anak yang sulit mengenal emosi memiliki tendensi kesulitan memahami tekanan emosi dari ekspresi wajah.Para peneliti membawa hipotesis bahwa anak-anak yang kesulitan memahami emosi tersebut juga berpotensi lebih sulit mengenali musik dengan emosi menakutkan.

Namun ternyata lewat penelitian terbaru ini, Paz menemukan hasil yang berbanding terbalik karena anak-anak yang dinilai kurang peka terhadap emosi itu ternyata sama baiknya dalam mengenali rasa takut. Hal itu menunjukkan bahwa musik memiliki potensi yang tepat untuk pengenalan emosi.

Paz memandang musik menjadi salah satu solusi alternatif bagi anak-anak mengenal emosi dibandingkan memahaminya lewat ekspresi wajah atau isyarat visual lainnya.

Meski demikian, studi ini masih terbatas karena dilakukan pada sampel komunitas anak-anak dengan tingkat pengenalan emosi yang rendah. Para peneliti mencatat mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk anak-anak yang dirujuk dari klinik dengan kondisi kesulitan memahami emosi.

Salah satu yang ingin diungkap peneliti di studi selanjutnya tersebut adalah faktor-faktor apa yang menjelaskan perbedaan kemampuan anak-anak mengidentifikasi emosi dalam musik.

“Kami bersemangat untuk terus menggunakan musik sebagai paradigma, baik untuk memahami mekanisme yang mendasarinya maupun sebagai target pengobatan,” ujar Waller.

Dia juga menambahkan musik bisa sangat menggugah, yang mungkin sangat bermanfaat bagi subkelompok anak-anak. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 9 Agustus 2025
29o
Kurs