Menurut dr Ganot Sumulyo dosen Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran IPB University, mikroplastik dapat masuk ke tubuh ibu hamil melalui tiga jalur utama.
Dokter Ganot menyebutkan mikroplastik dapat masuk ke tubuh ibu hamil melalui inhalasi udara yang mengandung debu dan serat plastik, terutama di wilayah perkotaan dan ruang tertutup.
“Partikel berukuran sangat kecil ini berpotensi menembus alveolus dan masuk ke aliran darah,” katanya, melansir Antara, Jumat (21/11/2025).
Kemudian jalur masuk kedua yakni, melalui konsumsi makanan dan minuman seperti air kemasan, makanan laut, serta pangan yang dikemas atau dipanaskan dalam plastik. Partikel nanoplastik kemudian dapat menembus lapisan usus lalu masuk ke sistem peredaran darah.
Jalur masuk ketiga, melalui penyerapan dari kulit, meskipun kontribusinya sangat kecil.
Ganot menjelaskan bahwa plasenta memang bertugas sebagai pelindung utama janin, namun, sejumlah penelitian internasional menemukan bahwa partikel berukuran nano mampu melewati lapisan pelindung tersebut.
“Mikroplastik bahkan telah ditemukan pada plasenta manusia, mekonium, dan jaringan janin, menandakan potensi paparan sejak dalam kandungan,” katanya.
Dia menambahkan, paparan mikroplastik berpotensi memicu peradangan, stres oksidatif, serta gangguan fungsi dan aliran nutrisi pada plasenta. Studi pada hewan juga melaporkan dampak seperti penurunan berat lahir, keterlambatan pertumbuhan, dan perubahan perkembangan organ.
“Selain partikel plastik, bahan kimia aditif seperti phthalates dan BPA (Bisphenol A) juga dapat mengganggu keseimbangan hormon pertumbuhan dan reproduksi,” kata Ganot.
Pola hidup modern diperkirakan turut meningkatkan paparan, terutama melalui konsumsi air kemasan, makanan berbungkus plastik, pemanasan makanan dalam wadah plastik, hingga paparan serat sintetis dari tekstil dalam ruangan.
Sebagai solusi, Ganot mendorong langkah riset terpadu terkait mikroplastik, mulai dari kohort ibu–anak, studi toksikokinetik, penelitian hewan dengan dosis realistis, hingga standardisasi metode deteksi.
Selain itu, edukasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat menjadi kunci untuk menekan risiko paparan secara praktis dan bertahap.
“Diperlukan juga edukasi publik mengenai penggunaan bahan plastik secara bijak, terutama bagi ibu hamil, sebab, mikroplastik bukan hanya isu lingkungan, tetapi tantangan kesehatan reproduksi masa depan,” tutupnya.(ant/kir/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
