Erna Purnawati Kepala Dinas PU Binamarga dan Pematusan mengatakan, ada dua proyek besar boxculvert yang mengharuskan ada kisdam atau penutupan sementara irigasi. Dua proyek itu di Jemur Ngawinan dan Banyu Urip.
“Kalau yang Banyu Urip itu dari saluran irigasi, kami konversi jadi drainase. Kalau di Jemur Ngawinan itu dulu saluran irigasi, terus kami dalamkan dan atasnya dipakai jalan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Senin (14/11/2016).
Erna mengakui jika dua proyek boxculvert ini terkendala karena di tahun 2016 ini banyak turun hujan.
“Kemaraunya belum selesai sudah hujan lagi, ini kendalanya,” katanya.
Padahal, kata Erna, pengerjaan boxculvert ini butuh beberapa tahap. Seperti dikeringkan, digali dalam, dan baru dipancang.
“Jadi diperlukan ada kisdam-kisdam. Kalau ada hujan memang susah, kalau kisdam dibuka maka basah lagi. Tapi, kalau tidak dibuka yang lain tergenang,” katanya.
Erna memastikan, pengerjaan dua proyek itu sudah beres di tahap penganggarannya. Bahkan, kontraktor dan bahan bakunya sudah siap.
“Boxnya sudah siap. Kalau dihentikan ya alatnya nganggur,” katanya.
Ditanya solusi banjir di Surabaya Selatan dan Barat akibat proyek boxculvert ini, Erna mengatakan akan fleksibel khususnya di bulan Desember-Januari.
“Kalau sudah masuk Desember, curah hujan tinggi, maka nanti kalau hujan deras Kisdam bisa dibongkar. Karena kalau dikisdam terus, nanti ada yang tergenang tidak mungkin Pemkot tidak mendengarkan warga,” katanya.
Dengan kondisi semacam ini, menurut Erna, proyek ini sampai akhir tahun hanya bisa terselesaikan 80 persen. Karena, kondisi hujan di tahun 2016 mengakibatkan pengeringan proyek sulit. (bid/tit)
NOW ON AIR SSFM 100
