Saat pelaksanaan ibadah Haji banyak jamaah yang terkena penyakit beresiko tinggi seperti gagal ginjal, epilepsi dan lain lain. Penyakit ini tidak terdeteksi saat pemeriksaan kesehatan jamaah pertama dan kedua sebelum berangkat ke Tanah Suci sehingga tidak tercatat dalam buku kesehatan jamaah. Tetapi muncul tidak terduga ketika di Tanah Suci dan membutuhkan penanganan yang cukup serius.
DR. HARY PURWANTO MKes pada WIDJANG reporter Suara Surabaya Media dalam reportase Haji Senin (24/12) mengatakan, penyakit-penyakit ini bisa tidak terdeteksi karena pemeriksaan kesehatan di Tanah Air cenderung sebagai syarat formal saja. Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara massal membuat hasil pemeriksaannya kurang tajam dan dalam.
Selain itu kata HARY pemeriksaan kesehatan tidak dilakukan secara berkesinambungan.
Sementara itu, SITI HUSNIATI satu diantara penyusun program pembinaan kesehatan bagi jamaah Haji pada dr IWAN SUSANTO satu diantara tim dokter RS Haji Surabaya mengatakan pihaknya sepakat untuk menyusun ulang prosedur pemeriksaan kesehatan agar kasus-kasus penyakit yang tidak terdeteksi ini tidak terulang dan memonitor kondisi kesehatan jamaah secara terus menerus.
Selain memperbaiki sistem pemeriksaan, kejujuran dan keberanian jamaah haji mengungkap catatan kesehatannya merupakan satu diantara kunci sukses pelaksanaan ibadah haji.(kss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
