Pelemparan jumroh yang dilakukan para jamaah calon haji (CJH) di Mina, berlangsung tertib dan aman. Ini disebabkan lokasi pelemparan jumroh dan sasaran jumroh tersedia ruang yang cukup lebar sehingga makin mempermudah CJH melempar jumroh.
SASETYO WIDJANG reporter Suara Surabaya Media dalam Perjalanan Haji 2007, Kamis (20/12), melaporkan, jalan menuju lokasi pelemparan jumroh memiliki lebar 20 meter dan dinding pembatas antara tempat melempar jumroh dan sasaran jumroh dilapisi semacam bahan dari spon atau karet.
Bagi para jamaah ini sangat aman saat melempar jumroh badan tidak akan terasa sakit begitu kena dinding pembatas. Hanya saja untuk menuju lokasi pelemparan, kata WIDJANG, banyak jamaah memilih berjalan di lantai bawah dan lantai 2 karena lantai 3 di Terowongan Mina belum selesai pengerjaannya.
Disamping itu, saat berada di terowongan, jamaah tidak terasa kepanasan karena blower bekerja dengan baik. Bahkan bagi CJH Indonesia begitu keluar terowongan akan menjumpai bendera Merah Putih dan ini bisa dipakai sebagai panduan untuk melempar jumroh dari arah yang berlawanan.
Sementara itu, Dr IWAN SUSANTO yang juga berada di Mina, mendampingi CJH dari ONH Plus melaporkan, Rabu (19/12) kemarin, sudah ada satu CJH pria berusia 85 tahun meninggal akibat sakit jantung. CJH berasal dari biro MRA.
Akibat udara semakin dingin di Mina, banyak CJH mulai terserang flu dan batuk-batuk. CJH ONH Plus yang mendapat lokasi cukup jauh sekitar 2-3 km dari pelemparan jumroh, banyak yang merasa linu-linu di kaki dan tidak bisa berjalan untuk melempar jumroh. “Mereka tidak siap dengan jauhnya lokasi mereka dari tempat melempar jumroh,”ujarnya. (tin)
NOW ON AIR SSFM 100
