Merasa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Saudi Arabia belum yakin akan kelancaran distribusi konsumsi makanan bagi jemaah haji di Arafah dan Mina (Armina), pimpinan Muassasah mempertaruhkan “lehernya dipenggal” jika cara penyajian dan distribusi makanan bisa menyebabkan jamaah tidak kebagian.
Pimpinan muassasah yang mengurusi akomodasi sebagian besar jamaah Indonesia selama melakukan ibadah puncak haji di Arafah, Mudzalifah dan Mina (Armina), menjamin kelancaran distribusi katering bagi jamaah Indonesia.
“Bahkan muassasah berani mempertaruhkan leher sebagai jaminan,” kata KH ABDULLAH SYUKRI ZARKASY, Naib (Wakil) Amirul Haj, di Media Center Haji (MCH) Makkah, seperti dikutip ANTARA, Kamis (13/12).
ABDULLAH SYUKRI mengaku telah bertemu langsung dengan pimpinan muassasah untuk mengecek kesiapan di Armina.
Ia mengungkapkan, ada 38 maktab yang penyediaan konsumsinya ditangani oleh katering yang telah ditunjuk, 39 maktab lainnya ditangani oleh pihak muassasah.
“Kita bisa mengecek langsung katering, tapi kita kesulitan mengecek persiapan muassasah. Karena itu saya telah bertemu pihak muassasah untuk masalah tersebut,” katanya.
Menurut ABDULLAH SYUKRI, muassasah menjamin kelancaran pelayanan konsumsi dan akomodasi lainnya selama di Armina. Lantas ABDULLAH SYUKRI mengulang pernyataan pimpinan muassasah untuk memberi jaminan potong leher.
ABDULLAH kemudian menawarkan apakah muasassah berani menyatakan hal itu kepada Menag selaku Amirul Haj. “Muassasah menyatakan bersedia,” ia menjelaskan.
Ketika bertemu Pak Menag, muasassah kembali mengulang pernyataannya bahwa dia menjaminkan “lehernya” untuk kelancaran pelayanan muassasah di Armina, ujar ABDULLAH SYUKRI yang juga pengasuh Ponpes Modern Gontor, Ponorogo, Jatim.(ant/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
