Kamis, 29 Mei 2025

Susahnya Memahami Reptil

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan

Seperti binatang lainnya, reptil pun memiliki emosi. Namun yang membuat manusia kesulitan untuk memahami reptil adalah tidak adanya mimik air muka seperti yang dimiliki binatang peliharaan lain seperti anjing atau kucing.

Memelihara reptil memang tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran ekstra dan perasaan yang sensitif untuk memahami binatang eksotis ini. Itu yang diungkapkan JOHANNES VAN DEN HOVEN ahli reptil yang diundang menjadi juri dalam Kontes Nasional Amphibi dan Reptilia di Kebun Binatang Surabaya, Minggu (02/09).

“Seperti binatang lain, reptil juga bisa stress. Kalau sudah stress, akan sulit bagi kita untuk mendeteksinya. Begitupun saya yang sudah puluhan tahun mengamati reptil. Sampai sekarang saya masih kesulitan memahami mereka,” kata HOVEN saat ditemui suarasurabaya.net.

Memahami lewat gerakan pun diakui HOVEN, juga tak mudah. Gerakan reptil seperti berpindah tempat belum tentu bisa dikategorikan sebagai stress. “Bisa saja ia mencari tempat yang lebih hangat. Itu sangat alami,” ujarnya.

Satu cara yang paling mudah untuk mengetahui temperamen reptil, kata ahli reptil yang juga peneliti burung asal Kota Poortvlict, Belanda ini, adalah dengan melihat kulitnya.

“Kalau ular relatif lebih mudah. Dilihat saja kilapan kulitnya. Jika kusam, dia sedang stress. Kalau bunglon lebih mudah lagi karena kulitnya mudah berubah mengikuti kondisi sekitar dan temperamennya,” kata HOVEN.

Namun jika hubungan antara reptil dan pemiliknya sudah sangat dekat, kata HOVEN, perasaanlah yang bisa memahami temperamen reptil.

Apa yang menyebabkan stress pada reptil? Jamaknya binatang peliharaan yang dalam kondisi terbatas bergerak, membuat reptil mudah stress. Untuk itu, pemilik reptil harus pandai-pandai mengatur kondisi seperti pada lingkungan alami reptil.

Inilah yang cukup sulit. Untuk bunglon, misalnya, sang pemilik harus menyiapkan ruang yang memiliki kelembaban dan suhu mulai dari batas bawah hingga atas karena binatang ini biasa hidup dalam jangkauan kelembaban dan suhu cukup lebar.

Pun dengan makanan. Menurut Bule yang sudah 14 tahun tinggal di Indonesia ini, reptil punya selera dan kekhasan dalam bersantap makanan, sama seperti manusia yang tidak suka ataupun suka dengan makanan tertentu.

Jika antara tuan dan binatang peliharaannya sudah ada kesepahaman, kata HOVEN, menjadi penyayang reptil menjadi sangat menyenangkan. Seperti apa yang dilakukannya dengan ribuan reptil di rumahnya di Bogor.

“Saya sangat cinta reptil dan bagi saya, Indonesia adalah surganya reptil. Di sini banyak spesies reptil yang sangat eksotis,” ujar pria yang mengaku sudah keliling Indonesia berburu reptil ini.(edy)

Teks Foto :
1. JOHANNES VAN DEN HOVEN sedang mengamati kura-kura yang menjadi peserta Kontes Nasional Amphibi dan Reptil di KBS.
2. JOHANNES VAN DEN HOVEN.
Foto : EDDY suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Kamis, 29 Mei 2025
27o
Kurs