Meski tender lisensi Wimax di Indonesia baru dilakukan pada 2008, Proxim Wireless mulai mengedukasi pasar Indonesia. Wimax Solution yang dikembangkan Proxim diperkenalkan di kalangan vendor maupun ISP (Internet Service Provider).
CHIA HSIAO JOSHUO CHAO Vice President Asia Pacific Sales Proxim Wireless pada suarasurabaya.net, Kamis (10/05), mengatakan, teknologi Wimax merupakan teknologi standar baru bagi dunia.
Sebelum teknologi Wimax, banyak teknologi wireless lainnya. Sayangnya, tidak mampu menghasilkan kinerja secara efektif dan efisien. Ini disebabkan masing-masing perusahaan menggunakan teknologi wireless yang berbeda termasuk equiepment-nya.
Dengan teknologi Wimax, kata JOSHUA, tidak ada lagi halangan bagi perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berikut penjelasan JOSHUA, {clip*1}.
Pasar Wimax, sebut JOSHUA, banyak diminati dan sudah diaplikasikan di beberapa negara seperti India, Thailand, New Zealand termasuk Hong Kong. Sedangkan pasar terbesar berada di Rusia dan Cina.
Sementara untuk Indonesia, menurut JOSHUA, baru akan diterapkan setelah pelaksanaan tender lisensi Wimax pada 2008. Untuk itu, pihaknya mengawali dengan pengenalan produk. JOSHUA menambahkan aplikasi teknologi Wimax di beberapa negara juga dipengaruhi dengan keterlibatan aktif dari pemerintah.
Karena kehadiran teknologi Wimax secara tidak langsung akan mengurangi pasar teknologi wireless sebelumnya, yang sudah dipasarkan operator eksisting. “Bagi saya campur tangan pemerintah dalam aplikasi teknologi Wimax cukup penting. Jangan sampai ada operator yang merasa dirugikan atau yang lainnya diuntungkan,”ujarnya.
WIYADI PRAWIRO Vice Director Surya Megah Expertindo –partner bisnis Proxim di Indonesia—mengatakan potensi pasar dari teknologi Wimax cukup besar. Alasannya, fitur-fitur Wimax ditanam di produk yang menggunakan frekuensi free yakni di 2,4 GHz. Fitur-fitur Wimax bisa digunakan untuk jaringan utama (backbone), atau akses pushmail ke customer.
Teknologi Wimax, kata WIYADI, mampu menjangkau akses lebih luas. Fiturnya non line outside dan ini berbeda dengan teknologi WiFi dimana jika ada halangan, customer tidak mendapatkan koneksi yang bagus.
“Wimax menggunakan bandwith lebih besar dengan alokasi frekuensi lebih sempit, sehingga menghemat bandwith. Dilihat dari sisi harga, Wimax didesain untuk large communication. Dari nilai investasinya memang lebih besar namun jika dibagi per user pasti lebih efisien dibanding WiFi,”ujarnya.
Tentang penetrasi pasar teknologi Wimax di Indonesia, WIYADI menambahkan, tergantung operator pemenang tender lisensi Wimax. Sejauh mana kemampuan operator menyediakan infrastruktur termasuk pembangunan base station.
Proses penetrasi pasar hampir mirip dengan teknologi 3G saat dikenalkan ke masyarakat. Bahkan saat ini ada operator yang mulai memperkenalkan Wimax pada handset yang memiliki support teknologi Wimax.
Teks foto :
– JOSHUA (tengah) didampingi WIYADI (kanan) dan FADJAR MULIADINATA Direktur SMX (kiri) memperkenalkan satu diantara produk Proxim
Foto : TITIN suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
