Tingginya tingkat pembajakan di Indonesia saat ini, akan sulit mendapatkan software dengan harga murah. Dengan tingginya angka pembajakan, anggota Business Software Alliance (BSA) banyak yang dirugikan.
Hal ini disampaikan DONNY A SHEYOPUTRO BSA Representative Indonesia, usai MoU Penegakan Hukum Undang Undang Hak Cipta dengan Polda Jatim di Hotel Shangri-La, Kamis (03/05).
Pada suarasurabaya.net, DONNY menjelaskan, kerugian yang diderita anggota BSA akibat proses penindakan hukum yang membutuhkan waktu lama serta diperlukan koordinasi dengan pihak terkait. Berdasarkan data IDC , tingkat pembajakan piranti lunak di Indonesia pada 2005 sebesar 87%.
Angka tersebut, tegas DONNY, setara dengan kerugian pendapatan industri software sebesar US$ 280 di sektor ritel. Prosentase itu juga tidak berubah dari 2004 dengan posisi Indonesia di peringkat 3 untuk pembajakan piranti lunak di dunia.
Peringkat Indonesia tersebut setelah Vietnam dan Zimbabwe. Vietnam saat ini, kata DONNY, menunjukkan upaya nyata dalam penegakan hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jika Indonesia tidak ada upaya serius, bisa jadi peringkat Indonesia makin jeblok.
Bahkan Indonesia dibawah Cina dengan prosentase 86%, selisih 1%. Sementara di sisi lain, Indonesia melihat pusat pembajakan berada di Cina. Berikut penegasan DONNY, {clip*1}.
DONNY menilai pelanggaran pembajakan memang ada kecenderungan menurun. Hanya saja berapa prosentase penurunannya di 2006, belum diketahui pasti.
Untuk pembajakan di internet sendiri, DONNY mengatakan tidak mudah melacaknya. Sepanjang ada koneksi, orang akan mudah download dari rumah maupun kalangan pebisnis.
DONNY menambahkan para pelaku usaha tidak boleh menggunakan software ilegal dalam menjalankan bisnis apapun jenis bisnisnya, termasuk bisnis warnet. Tanpa dilaporkan, pelaku usaha yang menggunakan software bajakan langsung bisa ditindak.
Foto :
– DONNY SHEYOPUTRO
Foto : TITIN suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
