
Imunisasi campak yang dilaksanakan serentak mulai Selasa (20/2) hari ini di Kota Malang melibatkan sekitar 500 orang dokter yang disebar di Puskesmas, Rumah Sakit (RS) dan 620 Posyandu.
Menurut ENNY SEKAR RENGGANINGATI Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, pada Antara, Selasa, Balita yang menjadi sasaran imunisasi campak di daerah itu sekitar 64 ribu dengan usia enam hingga 59 bulan.
“Merebaknya kembali penyakit campak tersebut merupakan akibat lemahnya imunisasi, pada tahun 2004 cakupan imunisasi campak hanya mencapai 54,2 persen dan tahun 2005 hanya mencapai 46,2 persen dari total jumlah Balita dan anak yang ada di Kota Malang,” katanya.
Menurut dia, penyebaran campak lebih banyak disebabkan turunnya daya tahan tubuh anak-anak dan penderita campak akut akan mengakibatkan radang paru (pneumonia) bahkan Balita atau anak-anak yang tidak tertolong bisa meninggal dunia.
Padahal, katanya, penyakit yang sering disebut gabagen dalam bahasa Jawa itu mudah menular pada Balita yang belum pernah diimunisasi campak secara lengkap.
Karena penyakit campak mulai menggejala di daerah-daerah, maka pemerintah berusaha menekan jumlah penderita dengan melakukan imunisasi campak tambahan mulai 20 Februari hingga 20 Maret 2007.
Pada tahun 2006, Balita di Kota Malang yang terserang penyakit campak sebanyak 326, namun tidak ada korban jiwa, sementara kasus campak yang meninggal di Indonesia mencapai 30.300.
Gejala klinis campak diantaranya suhu tubuh Balita atau anak cukup tinggi (demam tinggi), flu, batuk, radang tenggorokan, sesak napas, bola mata merah dan bengkak serta bercak merah pada kulit.
Sementara dr. NUSINDRATI Kabid Penularan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Malang mengatakan, imunisasi serentak tersebut tidak hanya untuk campak, tetapi juga polio dan pemberian vitamin A yang diberikan secara bersama-sama pada Balita.
“Meskipun jumlah Balita yang menjadi sasaran imunisasi cukup banyak, namun masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan vaksin, karena stoknya cukup banyak,” ujarnya.