Tidak ada yang tahu kenapa Tri Rismaharini Walikota Surabaya menangis saat diwawancarai dalam program televisi Mata Najwa yang ditayangkan sebuah televisi swasta 12 Februari 2014 lalu. Spekulasi menyebutkan tangisan itu merupakan ekspresi pelepasan dari tekanan yang dia alami selama memimpin Kota Surabaya belakangan ini.
Apakah benar demikian? Entahlah. Karena Risma tidak pernah mau berkomentar jika ditanya soal tangisannya itu. Publik pun menanggapinya beragam. Ada yang simpati dan memberikan dorongan agar tetap memerintah Surabaya, ada juga yang mencibirnya.
Tentang tangisan itu, Risma ternyata pernah bercerita pada Hasto Kristanto Wakil Sekjen PDIP. Setelah tayangan program televisi itu, rupanya elite PDIP merasa permasalahan di Surabaya berpotensi menurunkan citranya menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Megawati pun mengutus orang-orang kepercayaannya menyelesaikan masalah ini.
Empat kali pertemuan dilakukan beberapa fungsionaris inti DPP PDIP. Selain Hasto, Tjahyo Kumolo Sekjen PDIP juga ditugaskan bolak-balik Jakarta-Surabaya untuk berkomunikasi dengan Risma dan elite-elite PDIP Surabaya dan Jawa Timur.
“Dalam pertemuan di Surabaya, Mbak Risma pernah cerita, tangisan itu bukan ekspresi tekanan yang dialaminya. Saat berbincang dengan host acara itu, beliau terharu. Mbak Risma tiba-tiba teringat warga Surabaya yang belum punya rumha yang pernah dia temui. Dia juga teringat anak-anak SD yang dilatih Pemkot jadi juru masak andal dan berhasil berkarya di luar negeri. Itu saja,” Kata Hasto saat diwawancarai Radio Suara Surabaya.(edy)
Teks Foto :
– Saat Tri Rismaharini menangis di acara Mata Najwa
Foto : capture
NOW ON AIR SSFM 100
