Selasa, 24 Juni 2025

Mei, Alur Barat Tanjung Perak Diperdalam

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III pastikan pengerukan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) akan segera dimulai dengan target pengerjaan paling lama adalah satu tahun. Penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pengerukan APBS antara Pelindo III dan Van Oord Dredging and Marine contractors BV (Van Oord) sebagai pelaksana proyek juga telah dilakukan.

Djarwo Surjanto Direktur Utama Pelindo III, di sela-sela penandatanganan surat perjanjian pemborongan pekerjaan pengerukan APBS di Kantor Pusat Pelindo III, Jumat (4/4/2014) mengatakan, pengerukan ini dilakukan dengan melebarkan alur dari 100 meter menjadi 150 meter dan pendalaman alur hingga -13 meter low water spring (mLWS).

Pengerukan APBS sendiri, kata Djarwo, telah direncanakan sejak sekitar tahun 2000 dan baru terlaksana pada tahun 2014 ini. Itu artinya, pekerjaan pelebaran dan pendalaman APBS memakan waktu hingga 14 tahun.

“Kami targetkan awal tahun 2015 mendatang pekerjaan ini sudah selesai dan APBS sudah dapat dilalui kapal-kapal berukuran besar dengan muatan yang lebih banyak,” kata Djarwo.

Ditambahkan Djarwo, setelah pekerjaan selesai, pihak Van Oord masih akan melakukan pemantauan dan perawatan alur selama 2 tahun. Pihaknya menyatakan, pekerjaan pengerukan APBS yang akan dimulai pada bulan Mei mendatang merupakan proyek tahap pertama dari pengerukan APBS.

“Ketika pengerukan ini berhasil dan membawa dampak yang signifikan, maka pekerjaan akan kami lanjutkan hingga nantinya APBS memiliki lebar 200 meter dan kedalaman hingga -16 mLWS,” ujarnya.

Disinggung mengenai biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proyek APBS ini, Djarwo menjawab jika pekerjaan ini menelan biaya sekitar USD76 juta. Dana itu diperoleh dari kas perusahaan dan pinjaman perbankan.

Hendiek Eko Setiantoro Pemimpin Proyek Pekerjaan APBS mengatakan, pipa gas eks Kodeco yang masih melintang menjadi kendala dalam pekerjaan pengerukan alur. Untuk itu, pekerjaan pengerukan akan dilakukan di luar perlintasan jalur pipa gas tersebut.

“Tahap ini kami lakukan pengerukan di empat titik lokasi di sepanjang APBS dengan perkiraan jarak total kurang lebih sekitar 19 kilometer, dengan volume pasir dan lumpur mencapai 10 juta m3,” katanya.

Sementara Peter Van Der Hulst Direktur Van Oord Dredging and Marine contractors BV menyatakan pihaknya siap memulai pekerjaan pengerukan APBS sesegera mungkin. Hal itu dinyatakan Peter mengingat saat ini alat-alat yang akan digunakan untuk pekerjaan pengerukan APBS telah ada di Indonesia. “Kapal keruk kami saat ini sudah ada di sekitar Surabaya. Kapal-kapal itu akan segera bergerak ketika semuanya telah siap pada bulan Mei 2014,” ujarnya.

Sekadar diketahui APBS merupakan pintu masuk menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Kondisi APBS saat ini hanya memiliki lebar 100 meter dan kedalaman -9 mLWS serta hanya terdapat satu jalur perlintasan.

Bukan hanya itu saja, kapasitas APBS yang tersedia hanya 27.000 gerakan kapal. Padahal, pada tahun 2013 lalu tercatat 43.000 gerakan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya.

Keterbatasan lain yang dimiliki APBS saat ini adalah tidak mampu dilewati kapal dengan draft lebih dari 8,5 meter. APBS hanya mampu dilewati kapal curah kering 40.000 DWT, kapal tanker 40.000 DWT, kapal LNG 20.000 DWT, dan kapal petikemas 20.000 DWT.

Setelah pelebaran dan pendalaman, APBS dapat dilewati kapal curah kering 90.000 DWT, kapal tanker 65.000 DWT, kapal LNG 60.000 DWT, dan kapal petikemas 50.000 DWT. APBS juga akan memiliki dua jalur perlintasan kapal sehingga akan memperlancar mobilitas kapal. (fik/ipg)

Teks Foto :
– Lokasi alur yang akan dikeruk.

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 24 Juni 2025
29o
Kurs