Jumat, 26 Desember 2025

Jatim Dirikan 40 Sekolah Kejuruan Mini

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Pemerintah Jawa Timur dirikan sebanyak 40 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mini yang tersebar di beberapa daerah. Sesuai namanya, SMK Mini ini hanya akan menampung belasan murid dengan masa belajar hanya enam bulan.

“Kita sudah mendorong 40 SMK untuk mendirikan SMK Mini, kita berikan bantuan dana untuk merealisasikannya,” kata Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, Sabtu (24/5/2014).

Menurut dia, SMK Mini ini merupakan program pendidikan singkat dengan beberapa program studi (Prodi) yang telah ditentukan diantaranya prodi pengelasan, tataboga, perhotelan, mesin, perkapalan hingga teknik sipil.

“Prinsipnya, prodi yang disiapkan merupakan prodi yang diminta bursa kerja. Jadi pasar butuhnya apa, nanti SMK mini yang akan menyiapkannya,” ujarnya.

SMK Mini sendiri sebenarnya hampir sama dengan Balai Latihan Kerja, bedanya untuk SMK Mini ini hanya melatih murid yang masih usia sekolah. “Jadi mereka yang tak sekolah, kami harapkan bisa memanfaatkan SMK Mini untuk menambah keterampilan dan bisa diterima di dunia kerja,” kata dia.

Meski berlabel SMK, tapi pelatihan yang akan diterima di SMK Mini ini tidak menggunakan kurikulum nasional. Mereka hanya diajarkan satu bidang keahlian saja.

Keahlian ini-pun akan diajarkan oleh tenaga-tenaga expert yang berpengalaman di bidangnya. Untuk perhotelan misalnya, maka akan diambilkan pengajar dari hotel. Begitupun teknik perkapalan maka diambilkan dari teknisi kapal. Jawa Timur juga telah bekerjasama dengan pemerintah Malaysia untuk ikut menyalurkan lulusan SMK Mini di dunia kerja negara itu.

Terpisah, Harun, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur mengatakan untuk tahap awal, SMK Mini hanya didirikan di beberapa pesantren yang telah memiliki SMK.

“Ini ide awalnya supaya santri bisa seluruhnya mendapat keterampilan di sekolah,” kata Harun. Dia mencontohkan, beberapa pesantren yang kini telah memiliki SMK, tapi tak semua santri ternyata bersekolah. Karenanya, dengan SMK Mini ini diharapkan santri yang tak sempat bersekolah bisa ditampung dan diberikan pelatihan keterampilan kerja.

Meski bernama SMK, tapi lulusan SMK Mini, tidak mendapatkan ijazah formal setara SMK. Mereka ini hanya akan mendapatkan ijazah sebagai tanda telah mengikuti pelatihan di SMK Mini.

Harun mengatakan, untuk merangsang pendirian SMK Mini ini, tiap pesantren diberikan dana hibah senilai Rp250 juta untuk mempersiapkan aneka peralatan penunjang pendirian SMK Mini. (fik)

Teks Foto : Ilustrasi

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 26 Desember 2025
34o
Kurs