Selasa, 21 Oktober 2025

Prabowo Unggul di Masa Turbulensi Politik

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Hendro T Subianto, Juru Bicara Tim Relawan Merah Putih mengatakan hasil survei terakhir timnya menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul di hampir seluruh daerah di Jawa Timur.

“Kami sudah unggul di atas lima persen di mayoritas daerah di Jawa Timur,” kata Hendro pada suarasurabaya.net, Kamis (3/7/2014).

Sayang dengan berbagai alasan, Hendro enggan merinci keunggulan tersebut. Dia hanya mengatakan keunggulan ini tak lepas dari kinerja dari seluruh tim penyokong pasangan ini.

Sementara itu, Maulana Kusuma, Sosiolog sekaligus pengamat politik mengatakan keunggul Prabowo-Hatta atas Jokowi-JK tak bisa dilepaskan dari keberhasilan mereka dalam memenangkan pertarungan isu di masa turbulensi atau guncangan politik.

Turbulensi politik, kata dia, terjadi selama dua-tiga pekan sebelum pemilu presiden dilangsungkan. Kini sepekan menjelang pemungutan suara, kubu Prabowo-Hatta hanya perlu menjaga keunggulan tren tersebut.

“Pekan lalu, turbulensi begitu keras. Orang bicara soal berbagai isu dan memantau debat capres-cawapres. Titik baliknya terjadi saat debat calon wakil presiden kemarin,” kata dia.

Kemenangan Prabowo-Hatta di masa turbulensi ini setidaknya bisa dilihat dari keberhasilan menjawab dan memberi penjelasan rasional terhadap isu-isu negatif yang menghantam mereka. Bahkan, mereka berhasil membalik isu-isu negatif itu sebagai sesuatu yang menguntungkan.

Misalnya kasus Ahmad Dhani yang tampil dalam video klip lagu dukungan untuk Prabowo-Hatta dengan mengenakan pakaian mirip tokoh Nazi, Dhani bisa menjelaskan hal tersebut dan menyebutkan bahwa pilpres menjadi perhatian dunia.

Contoh lainnya adalah bagaimana tim sukses Prabowo-Hatta mengatasi persoalan tabloid Obor Rakyat. Mahfud MD bilang, bahwa itu tanggung jawab pengelola Obor Rakyat. Tidak ada pembelaan. Belum lagi keberhasilan kubu Prabowo menghadapi isu pelanggaran HAM.

Setelah masa turbulensi politik berakhir, tren perolehan suara akan bertambah berdasarkan deret hitung bukan lagi deret ukur. Kini tinggal bagaimana kubu Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjaga sikap dan ucapan. “Jangan ada salah ucap, karena bisa jadi alat counter attack atau serangan balik lawan,” katanya.

Maulana mengingatkan, perlunya kewaspadaan terhadap upaya penciptaan ketidakpercayaan dalam sepekan terakhir menjelang pemungutan suara. “Trust ini sangat mungkin digoyang, salah satunya ketidakpercayaan terhadap militer atau bahaya militerisme, dan langsung menyerang ke pribadi,” katanya.

Isu keberpihakan kepala daerah, baik gubernur, wali kota, maupun bupati, bisa jadi alat untuk menurunkan kepercayaan terhadap proses dan hasil pemilu. “Jadi ketika kalah, bisa saja pihak yang kalah akan menggunakan alasan keberpihakan kepala daerah kepada lawannya sebagai alasan,” kata Maulana. (fik)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Selasa, 21 Oktober 2025
27o
Kurs