Membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun mempersiapkan keberangkatan haji. Seperti yang dilakukan Timan (52), warga Jl. Sersan Na’am Gang Pecok RT-03/RW-04, Kelurahan Jogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang balon yang berdagang keliling ini, menjadi salah-satu dari 710 CJH (Calon Jamaah Haji) asal Kabupaten Lumajang yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci 19 September mendatang.
Jumat (12/9/2014), dengan bangga Timan yang mengenakan batik yang menjadi seragam resmi kloter haji Lumajang hadir di tengah-tengah ratusan CJH yang diterima bersilaturahmi dengan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dalam rangka pelepasan secara resmi di Pendopo Kabupaten Lumajang Jl. Alun-Alun Selatan.
Dengan bangganya, Timan berjalan diantara para CJH lainnya lalu mengambil kursi di bagian tengah bersama CJH dalam deretan kloter yang sama. Dimana, 710 CJH yang dikumpulkan ini, terbagi dalam dua kloter, masing-masing Kloter 45 dan 46. Setelah prosesi silaturahmi dan pelepasan CJH mulai dilaksanakan, tibalah giliran Drs H As’at Malik Wakil Bupati memberikan sambutan.
Dari pantauan Sentral FM, tak lama memberikan prakata, secara mengejutkan As’at Malik Wabup yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Maliki di Kecamatan Sukodono ini memanggil Timan untuk maju ke mimbar di depan bersama dirinya.
“Jamaah Haji itu harus menanggalkan jabatan, setinggi apapun jabatannya. Pekerjaan juga harus ditanggalkan di rumah, sesibuk dan sepenting apapun dia. Karena, saat berada di tanah suci, semua jamaah haji sama di mata Allah. Yang membedakan bagaimana ibadahnya, semoga semuanya menjadi haji yang mabrur,” kata Wabup.
Setelah mengucap demikian, Wabup pun memperkenalkan Timan kepada CJH dan Forpimda yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Ini pak Timan, pekerjaannya sehari-hari pedagang balon. Tapi Alhamdulillah berkat perjuangan kerasnya bertahun-tahun, ia bisa berangkat beribadah haji ke tanah suci,” tuturnya.
Selanjutnya, As’at Malik Wabup pun meminta Timan yang berdiri di sampingnya untuk menceritakan perjuangan panjangnya selama lebih dari 20 tahun untuk bisa menggenapkan impiannya berangkat beribadah haji ke tanah suci. Dengan bahasa Madura kental, Timan pun memulai ceritanya.
“Saya telah berusaha selama lebih dari 20 tahun menabung sedikit-demi sedikit. Saya menyisihkan hasil dari pekerjaan saya sehari-hari berdagang balon keliling. Setiap hari saya menyisihkan separuh hasil dari berjualan balon. Kadang Rp. 20 ribu, kadang sampai Rp. 25 ribu. Alhamdulillah, selama kurun waktu yang sedemikian panjang ini, akhirnya persiapan saya diberkahi Allah SWT hingga bisa berangkat berhaji tahun ini bersama yang lain,” ungkap Timan.
Lebih lanjut Timan menyampaikan, bahwa dirinya telah bermimpi untuk bisa melihat Baitullah dan beribadah di sana sejak kecil. Apalagi, ibunya juga terus memberikan motivasi kepadanya agar cita-citanya itu kelak bisa terwujud.
“Ibu saya meminta saya rajin menabung, karena suatu waktu akan cukup untuk biaya berangkat haji,” ujarnya. Ternyata, motivasi itu benar juga setelah Timan berjuang keras puluhan tahun lamanya.
Keberangkatan Timan yang merupakan kalangan kurang mampu, namun bisa beribadah ke tanah suci melaksanakan Rukun Islam Ke-5 ini, menjadi kekaguman dari banyak CJH yang hadir dalam Silaturahmi itu. Bahkan, para CJH dan Forpimda langsung bertepuk tangan setelah Timan selesai memberikan testimoninya.
“Ini bukti, bahwa tidak mudah berhaji karena membutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk mempersiapkannya. Dan, siapapun umat muslim wajib berangkat haji, tidak hanya mereka yang kaya dan berpangkat tinggi saja. Tapi, ibu bukti bahwa pedagang balon juga bisa berangkat beribadah haji. Selamat Pak Timan, semoga bisa menjadi haji yang mabrur,” demikian pungkas As’at Malik Wabup. (her/ipg)
Teks Foto :
– Timan, tukang balon yang menjadi salah-satu CJH asal Kabupaten Lumajang bersama Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
