Andi Matulessy Psikolog Sosial dari Untag Surabaya menegaskan, pemegang senjata api harus rutin direview psikologinya. Hal ini ia sampaikan, menangggapi peristiwa penembakan di Tol Dupak – Waru Sabtu (6/12) sore, yang diduga dilakukan oleh Brigjen N anggota Polair Maharkam Mabes Polri.
“Kalau tidak, emosi seseorang yang dinamis, bisa mencelakakan orang lain,” kata Andi Matulessy pada Radio Suara Suarabaya, Minggu (7/12/2014).
Kata Andi, memang ada kecenderungan sebagian orang yang dibekali senjata, akan merasa dirinya power full. Termasuk dalam kasus penembakan di tol kemarin. Hanya gara-gara tidak terima didahului orang lain, pengemudi Kijang LGX (B 8939 JQ) menembakkan senjatanya.
“Meski tidak sampai kena, tapi pasti menimbulkan trauma bagi korbannya. Dalam buku bagi pemegang senjata, mereka harus melewati tahapan test psikologi. Emosinya harus stabil, psiko motoriknya harus bagus, dan daya tahan stressnya harus kuat. Kalau tidak, dia akan bertindak sewenang-wenang,” ujarnya.
Andi Matulessy menyarankan, Polri harus mengevaluasi kepemilikan senjata api, supaya kasus penembakan liar seperti ini tidak terjadi lagi.(nif/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
