
Para ahli hisab dan rukyat Kementrian Agama bersama ormas ormas Islam, Kamis (16/7/2015) akan berusaha keras dapat melakukan rukyatul hilal dengan sempurna untuk memastikan hari raya Idul Fitri 1436 H.
Pemerintah maupun masyarakat berharap tidak ada perbedaan dalam menetapkan hari raya Idul Fitri meskipun menggunakan dua rujukan hisab dan rukyat.
KH. Muhammad Thobary Syadzily Al-Bantani Ketua Lajnah Al-Falakiyah PWNU Provinsi Banten mengatakan, telah merekap hasil perhitungan awal Syawal 1436 H menurut sistem hisab Nautical Almanac jatuh pada hari Jumat (17/7/2015).
Rekapan anggota tim hisab dan rukyat Kementrian Agama tingkat nasional itu sama dengan hasil dari Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang menyebutkan saat matahari terbenam ketinggian hilal sudah mencapai 3,6 derajat di atas ufuk.
Hitungan itu berbeda dengan hasil hitungan KH Ghazali Masruri Ketua Lajnah Falakia PBNU yang menyebut ketinggian hilal baru mencapai 0,3 derajat sehingga sulit dirukyat.
Sedangkan kesepakatan para ahli hisab dan rukyat Kementrian Agama Republik Indonesia menyebutkan, ketinggian Hilal Toposentris atau Mar i tersebut di atas 3,4 derajat di atas ufuk sudah Imkan ar-Ru’yat. Sehingga hilal kemungkinan bisa dirukyat atau dilihat dengan menggunakan teropong atau teleskop.
Dengan demikian awal bulan Syawal 1436 H serentak akan jatuh pada hari Jumat Pahing (17/7/2015). Namun keputusan ini harus menunggu pengumuman hasil Sidang Itsbat Kementrian Agama Republik Indonesia yang akan diadakan pada Kamis (16/7/2015) malam seperti yang diserukan Lukman Hakim Syaifuddin Menteri Agama. (jos/dwi)