Sabtu, 20 Desember 2025

Dari Kerupuk Bawang Sampai ke Tanah Suci

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sri Handayani pedagang kerupuk bawang yang menabung sejak tahun 2002 hingga 2009 dan akhirnya berhasil berangkat ke tanah suci bersama rombongan kloter 36 dari Embarkasi Surabaya, Minggu (6/9/2015) pagi. Foto: istimewa

Sri Handayani (36 tahun) warga gang Masjid Sido Kabul, Kelurahan Panyuran, Kabupaten Tuban, Jawa Timur adalah seorang pedagang kerupuk bawang yang telah berjualan sejak tahun 2002 hingga sekarang.

Bertahun-tahun menabung, ibu dua anak istri Supriyadi (42) ini akhirnya berangkat ke tanah suci tahun ini. Dia telah terdaftar sebagai rombongan Jamaah Haji kloter 36 asal Kabupaten Tuban Jawa Timur.

Kepada wartawan, Sri mengaku bahwa dirinya menyisihkan hasil penjualan kerupuk bawangnya sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan. Sebab, hasil penjualan kerupuk selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga untuk keperluan menyekolahkan kedua anaknya.

“Yang utama adalah biaya untuk sekolah anak-anak,” ujarnya kepada wartawan di Asrama Haji Sukolilo, Sabtu (5/9/2015).

Kini kedua anaknya telah melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Kanjeng Sepuh Gresik dan Al-Muhtazam Mojokerto Jawa Timur.

Setiap harinya, dibantu sang suami, Sri harus membeli kerupuk dari pabrik sejak pukul 19.00 WIB di daerah panyuran Kabupaten Tuban Jawa Timur.

Kerupuk tersebut kemudian dia kemas dalam plastik, per sepuluh biji. Proses mengemas kerupuk ini bisa berlangsung cukup lama, karena itu dia dibantu oleh Supriyadi suaminya.

Kerupuk bawang yang telah mereka kemas kemudian dibawa ke Pasar Blimbing, Tuban sejak pukul 06.00 WIB. Sementara Sri menjual kerupuk, Supriyadi suaminya yang berprofesi sebagai petani lanjut bekerja di ladang.

Mayoritas penduduk di desa tempat tinggalnya memang bermata pencaharian sebagai penjual kerupuk bawang. Sri Handayani mengaku, dalam sehari bisa menjual 700 hingga 1.000 kerupuk bawang yang dia beli dari pabrik pembuat kerupuk .

“Setiap hari, dari hasil jualan kerupuk bawang biasanya saya dapat untung Rp100 ribu sampai Rp150 ribu,” kata Sri.

Dengan tekad besar, sedikit demi sedikit dia menabung. Sri mengaku setiap harinya menyisihkan sebagian uangnya sebesar Rp20 ribu dari keuntungan dagangannya.

Mendaftar antrean jamaah haji pada 2009 lalu, Sri akhirnya berangkat ke tanah suci bersama rombongan kloternya untuk melaksanakan ibadah haji pada Minggu (6/9/2015) pagi, pukul 03.10 WIB. (den/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 20 Desember 2025
31o
Kurs