Kamis, 25 Desember 2025

Tosan Kembali Bercengkrama Dengan Warga Selok Awar-Awar

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Tosan (48), korban kasus tambang berdarah akhirnya kembali ke rumahnya di Dusun Persil, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang setelah 17 hari lamanya menjalani perawatan intensif di RSSA Syaiful Anwar, Malang.

Pada Rabu (14/10/2015) ini, Tosan kebanjiran tamu para tetangga dan warga Desanya yang memenuhi rumahnya. Bahkan, warga sebenarnya sudah berdatangan sejak Tosan tiba kembali di rumahnya, Selasa (13/10/2015) sekitar pukul 22.45 WIB, dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).

Tadi malam, begitu Tosan tiba di rumahnya, warga pun langsung menyambutnya dengan suka cita. Dan bapak 3 anak yang sebelumnya sempat kritis akibat drama pengeroyokan sadis yang dilakukan kelompok pro tambang anak buah Kades Hariyono ini tidak menunjukkan kalau dirinya masih sakit.

“Saya sudah pulih. Kondisi kesehatan saya sudah mulai membaik. Tapi saya mohon dengan hormat, jangan terlalu banyak ditanya. Yang penting, apa yang bisa saya jawab akan semampunya saya jelaskan,” katanya kepada Sentral FM.

Ia mengaku kalau awal dalam perawatan di RSSA, ia mengalami sesak tapi setelah menjalani perawatan nafasnya sudah teratur kembali.

Tosan juga menyebutkan jika LPSK sebelumnya sempat memintanya untuk ditempatkan di save house .

“Tapi saya tolak, karena rumah ini saya anggap tempat khusus bagi saya. Banyak saudara dan tetangga yang ikut menjaga saya,” ujarnya.

Namun ketika ditanya seputar kejadian pengeroyokan 26 September lalu, Tosan kemudian menolak menjelaskannya. “Sudah ya, kalau untuk pertanyaan itu saya tidak mau jawab. I dont like it,” ucapnya.

Selanjutnya, Tosanpun menemui warga dan para tetangganya yang sudah banyak berkumpul di rumahnya. Bahkan, dari para tamu yang hadir, ada juga sejumlah tokoh masyarakat anti tambang dari Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun.

Kepada para tamu, Tosan banyak bercerita tentang peristiwa yang dialaminya dengan bahasa Madura. Bahkan terdengar, Tosan menceritakan jika dalam insiden pengeroyokan 26 September lalu, kepalanya sempat dicangkul oleh pelaku. Namun, mata cangkul tidak mempan untuk melukai tubuhnya.

Hal ini disebabkan Tosan mengaku memiliki ilmu kebal. “Sampai-sampai gagang cangkulnya patah setelah mengenai kepala saya. Saya juga luka di lambung karena dilindas motor. Ini luka jahitan bekas operasinya,” jelas Tosan seraya membuka bajunya dan menunjukkan bekas jahitan di bagian perut atas memanjang ke bawah hingga pusar sepanjang kurang lebih 25 cm.

Saat kepulangan Tosan, terlihat aparat kepolisian dari Polsek Pasirian, Polres Lumajang dan Satpol PP berjumlah puluhan personel melakukan pengamanan. Bahkan, dari fungsi intelkam tertutup juga melakukan pengamanan di sana.

AKP Eko Hari Suprapto Kapolsek Pasirian menyampaikan, bahwa protap pengamanan terhadap Tosan dilakukan gabungan oleh kepolisian, satpol PP dan LPSK, baik terbuka maupun tertutup. Namun Kapolsek tidak menyebutkan jumlah personel pengamannya, karena ia takut disalahkan pimpinan.

“Untuk pengamanan orang, saya tidak boleh menyebutkan personel karena itu berbahaya,” katanya.

Sedangkan untuk pengamanan di Desa Selok Awar-Awar dan di rumah Salim Kancil juga masih dilakukan sampai saat ini. Dan untuk situasi keamanan terkini, aparat kepolisian menyatakan sudah kondusif. (her/dwi)

Teks Foto :
– Tosan bercengkerama di rumahnya setelah pulang dari perawatan di RSSA Syaiful Anwar, Malang.
Foto : Sentral FM

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 25 Desember 2025
27o
Kurs